Jumat, 19 Juli 2013

Kesucian Wanita

Daya tarik sejati pada wanitaterletak pada watak yang baik, moralitas adalah nafas wanita, kesopanan dan kerendahan hati adalah kekuatan hidup wanita, mengikuti jalan kebenaran adalah kewibawaan wanita setiap harinya. Wanita harus menanamkan benih benih rasa malu, jika melakukan kesalahan kesalahan meskipun itu kecil janganlah malu pada orang lain tapi malulan dengan diri sendiri. Wanita harus mampu memupuk daya tarik dan menebarkan cinta kasih dari tindakan yang berasal dari kerndahan hatinya. Dalam bidang agama, moral, dan fisik, la harus mengikuti petunjuk dari kebenaran yang kuat dan menerima serta melaksanakannya sebagai intisari dari segala pendidikan. Ia bahkan harus bersedia mengorbankan hidupnya untuk mempertahankan kehormatannya. Ia harus memelihara dan menjaga kesuciannya serta kasih dan baktinya kepada suaminya. Inilah kewajiban utama dari kaum wanita. Jika bisa dilaksanakan maka la akan dilahirkan seperti wanita yang maha suci, berguna bagi banyak orang.


Keunggulan Wanita Dalam Kehidupan


Wanita yang terpelajar dapat memberikan jasa yang bermanfaatbagi masyarakat sekeliling sesuai dengan kemampuan dan keterampilannya. Ia mampu membagi cita ras, keinginan, watak, tingkat pendidikan,cara hidup, bidang ilmu yang la miliki.wanita harus menjaga nama baik, agar jangan sampai tercemar nama keluarganya dan dirinya sendiri. Wanita tanpa watak yang baik sama saja, sama buruknya seperti orang mati. Karena wanita harus selalu waspada didalam pergaulan dan kegiatan mereka didunia ini. Mereka harus menghindari percakapan percakapan yang dangkal, sembrono, pembicaraan yang tidak senonoh atau pergaulan yang bebas. Wanita yang baik hanya akan melakukan kegiatan yang meningkatkan kemasyuran dan kehormatan suaminya, bukan perbuatan yang akan mencemar nama buruk keluarganya. Itulah sebabnya dikatakan, Sifat sifat baik adalah ciri khas orang yang terpelajar, hal yang membuat pendidikan itu patut dihargai dan di teladani.
Saya tidak bermaksud mengatakan wanita yang tidak usah menempuh pendidikan atau bahwa mereka tidak boleh bergaul di tengah masyarakat. Dimana pun kaum wanita melakukan kegiatan atau aktivitas, jika mereka tidak berbekal sifat sifat yang baik, luhur, dan berpendirian teguh, selalu mengikuti aturan darma yang abadi dalam menempuh kehidupan yang bijak, spiritual, disiplin, maka masyarakat tentu akan memproleh kebahagian.

Selasa, 16 Juli 2013

TUJUAN PASTI

Dizaman ini banyak orang yang inginmelepaskan ikatan dan menjalani kehidupan yang terbebasakan selama lamanya. Banyak orang sekarang mengunakan berbagi macam cara seperti menghakimi dirinya sendiri. Tetapi bagi saya sederhana dan diterima dengan akal yang sehat. Saya mengunakan pendekatan” kita baru dilahirkan tidak bisa langsung melompat lompat, dan berlari ketujuan yang pasti. Kita tidak perlu menyiksa diri, kita tidak perlu menghakimi diri sendiri, kita tidak boleh bilang kitalah yang terbaik. Tapi satu pesan saya lakukan apa yang bisa kita lakukan dan tidak merugikan diri kita maupun orang lain. Kita tidak akan pernah berjalan kejalan yang kita pastikan kalau tidak didasari dengan sifat tunduk hatu dan rendah hati.
Melepaskan ikatan tanpa pengetahuan itu sama saja artinya kita menambah ikatan diri. Kita akan mulai melangkah untuk melepaskan ikatan harus didasari dengan pengetahuan yang tinggi. Setelah kita memiliki pengetahuan yang tinggi baru kita tentukan jalan mana yang hendak kita lalui bersama dengan keheningan. Banyak orang salah mendengarkan” Bila orang yang tidak memiliki pengetahuan la menyebutnya tidak perlu dasar loncati saja, kalau kita mendengarkan kata kata tersebut itu sama saja kita dibodohin sama orang bodoh. Ada lagi orang yang menyebutkan” kita langsung saja bermeditasi dan memusatkan pikiran kepada-nYa, tidak perlu banyak bicara? Ya kalau bisa, tapi kalau tidak? Memenegakan tataran dasar itu memang sulit, penuh tantangan. Andai saja kita boleh melewatinya, maka kita akan menjadi mudah untuk mencapai kebahagian yang hakiki. Tetapi kenyataanya kita melangkah satu langkah saja gadaan, dan rintangan sudah menghadang, menggoda kita. Tapi apa boleh buat jika sudah mantap pengetahuannya, keyakinannya, dan dengan rendah hati la melangkah maka sedikit demi sedikit pintu kebahagian tersebut akan mulai terbuka untuk kita sema.
“Mudah- mudahan pesan saya berguna bagi anda semua”

Salah satu bahasa yang sangat kita sucikan adalah bahasa cinta. Terkadang bahasa cinta itu bisa memberika kita umur yang panjang, bisa memberikan pertolongan, bisa menyembuhkan dan segalanya. Saya baru akhir akhir ini memahami bahasa cinta yang sangat serius, saya mengamati seorang yang sedang prustasi berat bahkan la sampai mau bunuh diri tapi ketika la diberi bahasa cinta la menjadi bangkit kembali dan menumbuhkan tunah yang baru.
Kalau kita membahas masalah cinta saya jadi teringan dengan cerita guru saya sejak SMP. Guru saya memotivasi melalu sebual ilustrasi cerita lucu seekor ciciak. Suatu hari ada sebuah gudang tua yang tidak pernah dibuka oleh pemiliknya. Didalam gudang tua itu ada seekor cicak laki laki yang sedang kejepes sama buku, la tidak bisa keluar dari buku tersebut selama lamanya.
Selama la terjepit disana la dibantu atau ditemani oleh kekasihnya, sanga kekasihnya setia memberikan pertolongan pada sanga pejantan, siang malam la rela mengorbankan dirinya demi kelangsungan hidup sanga kekasihnya. Selama sanga pejantan terjepin la lah yang selalu membawakan makanan dan membasahi makanannya supaya kekasihnya itu tetap hidup.
Selama tiga tahun la berjuang dan berdoa, untuk sang pejantan akahirnya pemilik gudang itu membuka gudangnya untuk direnovasi. Alangkah kagetnya sang pemilik gudang melihat dua ekor cicik yang saling memberi dengan tatapan matanya yang penuh harapan yang cinta. Setelah lebih jelas dilihat ternya yang satunya itu terjepit di tumpkan buku buku. Dengan senang dan air mata sanga pemilik gudang itu melepaskan kedua cicak itu, dan mereka hidup didalam sambungan cinta.
Pembaca yang budiman ketika kita berharap dengan penuh cinta maka kita akan bisa menyelamtkan orang yang kita cintai seperti halnya kedua cicak itu. Bila mana sang pemilik gudang itu tidak datang maka merekan saling melayani dengan penuh keiklasan dan cinta. Jika kita melihat dizaman sekarang mungkin kesetiaan itu sudah mulai sirnah. Maka dari itu marilah kita belajar mencintai pasangan hidup kita, supaya hidup kita bisa disambung dengan cinta yang abadi.
Mudah mudahan pesan saya berguna bagi anda anda semua......................

Sabtu, 18 Mei 2013

Proses Pemikiran


   
Semua alasan untuk mempelajari ajaran suci adalah untuk bisa keluar dari garis penderitaan dan untuk mencapai pembebasan atau moksa ( Nirwana). Moksa adalah tujuan utama kita , maka itu berarti kita berada dijalur  yang benar, jalur tidak lebih dan jalur tidak kurang atau bahasa orang bali disebut tujuan terakhir dari perjalanan sang jiwa dan tidak ada adalagi kerja ( karma) atau didalam bahasa weda disebut mengatunya atma dengan paramatma. Tetapi kalau belum terbebas kita masih terpengaruhi oleh kondisi  dan kerja atau Karma.
  Harap di pahami faktor yang menyebabkan kerja( karma) tidak berhenti adalah pikiran. Sesungguhnya bila saat pikiran diam, pikiran dalam keadaak alaminya atau tidak melakukan aktivitas (karma) dan ketika pikiran terpengaruh  mengarah ke luar, maka pikiran akan menjadi berkondisi (karma) dan ketika pikiran itu terpengaruhi olih hal- hal luar maka kondisi pikiran menjadi terkondisi( karma). Pada saat pikiran terpengaruh oleh karma atau sudah berkondisi maka saat itu pikiran terdorong kesana kemari serupa dengan kelinci yang liar ( Baca: pikiran kelinci) dan memunculkan kegoyahan mental. Dengan kegoyahan pikiran dengan cepat meransang keadaan jiwa (mental) berkembang biak, maka pikiran manusia akan semakin larut didalam pikiran terasing dalam kerja atau karma.
   Maka di dalam ajaran yoga sutra patanjali memperaktekkan ajaran pengaturan kerlap- kerlip  pikiran, kapanpun pikiran berubah, menjadi tidak stabil dan melempat lempat itu merupakan pikiran yang sudah terpengaruhi dan sudah terkondisi oleh karma ( kerja), maka didalam yoga sutra patanjali kita disuruh untuk mengamati dan menyadari gerak- gerik, kerlap- kerlip pikiran kita supaya pikiran itu tidak terkondisi oleh kerja (karma).
    Demikian pula setelah pikiran terpengaruh oleh kerja maka pikiran akan membentuk karma kehendak yang akan memunculkan kesadaran serta memunculkan kehendak jasmani maupun rohani. Bila pikiran yang sudah berkondisi oleh karma menguasai diri manusia  dan membuat manusia menjadi tidak terkendali. Maka manusia itu akan tidak sadar diibaratkan jatuh dari atas pohon sampai tergeletak di atas tanah, kita hanya bisa bisa menyadari berapakah ketinggian pohon itu, berapa ranting pohon yang patah itu semua seperti halnya pikiran yang tidak terkendali maka pikiran kita akan melayang layang  dan manusia akan menyadari bahwa hal yang diluar yang selalu berubah itu kekal dan manusia akan terbelenggu oleh ketakutan dan kebodohan batin yang mendalam.

Proses Pikiran


   
Semua alasan untuk mempelajari ajaran suci adalah untuk bisa keluar dari garis penderitaan dan untuk mencapai pembebasan atau moksa ( Nirwana). Moksa adalah tujuan utama kita , maka itu berarti kita berada dijalur  yang benar, jalur tidak lebih dan jalur tidak kurang atau bahasa orang bali disebut tujuan terakhir dari perjalanan sang jiwa dan tidak ada adalagi kerja ( karma) atau didalam bahasa weda disebut mengatunya atma dengan paramatma. Tetapi kalau belum terbebas kita masih terpengaruhi oleh kondisi  dan kerja atau Karma.
  Harap di pahami faktor yang menyebabkan kerja( karma) tidak berhenti adalah pikiran. Sesungguhnya bila saat pikiran diam, pikiran dalam keadaak alaminya atau tidak melakukan aktivitas (karma) dan ketika pikiran terpengaruh  mengarah ke luar, maka pikiran akan menjadi berkondisi (karma) dan ketika pikiran itu terpengaruhi olih hal- hal luar maka kondisi pikiran menjadi terkondisi( karma). Pada saat pikiran terpengaruh oleh karma atau sudah berkondisi maka saat itu pikiran terdorong kesana kemari serupa dengan kelinci yang liar ( Baca: pikiran kelinci) dan memunculkan kegoyahan mental. Dengan kegoyahan pikiran dengan cepat meransang keadaan jiwa (mental) berkembang biak, maka pikiran manusia akan semakin larut didalam pikiran terasing dalam kerja atau karma.
   Maka di dalam ajaran yoga sutra patanjali memperaktekkan ajaran pengaturan kerlap- kerlip  pikiran, kapanpun pikiran berubah, menjadi tidak stabil dan melempat lempat itu merupakan pikiran yang sudah terpengaruhi dan sudah terkondisi oleh karma ( kerja), maka didalam yoga sutra patanjali kita disuruh untuk mengamati dan menyadari gerak- gerik, kerlap- kerlip pikiran kita supaya pikiran itu tidak terkondisi oleh kerja (karma).
    Demikian pula setelah pikiran terpengaruh oleh kerja maka pikiran akan membentuk karma kehendak yang akan memunculkan kesadaran serta memunculkan kehendak jasmani maupun rohani. Bila pikiran yang sudah berkondisi oleh karma menguasai diri manusia  dan membuat manusia menjadi tidak terkendali. Maka manusia itu akan tidak sadar diibaratkan jatuh dari atas pohon sampai tergeletak di atas tanah, kita hanya bisa bisa menyadari berapakah ketinggian pohon itu, berapa ranting pohon yang patah itu semua seperti halnya pikiran yang tidak terkendali maka pikiran kita akan melayang layang  dan manusia akan menyadari bahwa hal yang diluar yang selalu berubah itu kekal dan manusia akan terbelenggu oleh ketakutan dan kebodohan batin yang mendalam.

Gelombang Pikiran

  Tatkala kita terbawa arus pikiran makan tidak ada yang mengasi tahu bahwa inilah kebodohan karena proses tersebut berlangsung dengan cepat sulit di hentikan. Walaupun didalam ajaran pantanjali tentang pengaturan kerlap kerlip pikiran tetapi kita tidak mengetahui berapa meterkah kita jatuh, apa yang kita sadari adalah tatkala kita sudah terasa sakit karena terbentur oleh kerasnya tanah. Begitu juga pikiran disaat pikiran terpengaruh dan terbawa arus kerja pada
apa yang kita kehendaki kita tidak akan sadar, tetapi disaat sudah terjatuh baru kita menyadari akibatnya.
   Meminjam kutipannya guru gede prama dari mana datangnya penderitaan dan kebahagiaan.    Mereka datang dari persesi atau pikiran yang selalu mengalir. Penderitaan bukanlah hukuman tuhan , penderitaan bukan godaan setan tetapi penderitaan itu desebabkan oleh kerlap kerlip pikiran kita, kebahagiaan juga serupa semuanya itu disebabkan oleh goyahnya pikiran akibat pikiran telah terpengaruhi oleh kondisi kerja (kerja). Itu sebab nya maha rsi patanjali mengajarkan kita semua untu mengamati naik turunnya, kerlap- kerlip pikiran kita sendiri. Manakala kita sudah mengetahui dengan pengetahuan yang sejalan dengan kebenaran (truth) maka pikiran akan alamiah, tanpa pemaksaan pikiran akan bergerak lembut menuju kedalam dan membukakan pintu kedamaian. Itu yang disebut dengan pembebasan atau moksa.
  Untuk mencari ketenangan pikiran maka didalam ajaran yang saya ikuti mengajarkan praktik samadhi. Berlatih  jenjang samadhi yang mendalam, bila orang lain memperdebatkan teori tentang ketenangan pikiran biarkan itu urusan mereka. Namun kita tidak perlu perduli berapa teori yang mereka perdebatkan. Tapi yang penting praktik kita di  saat ini. Ketika sesuatu itu muncul baik sedikit maupun banyak biarkan itu terjadi  sebab kita tidak bisa mencegahnya muncul. Mengambil pendekatan guru saya menyebutkan sebagai titik’ yang mengetahui’ (knowing). Ketika kita mengetahui sesuatu yang akurat  atau kekal hanyalah kebenaran, maka kita akan mengetahui seperti apakah pikiran itu dan segala aktivitas pikiran yang tidak pernah perhenti.
  Saya sudah memperaktikan yoga samadhi tanpa banyak teori , saya hanya mengetahui bahwa jalan yang saya ikuti dimulai dari hal- hal yang sederhana yaitu, menaati praturan kitab suci, kedamaian dan kebijaksanaan. Peraturan merupakan hal yang terindah dalam perjalan permula. Sebab dari peraturan itu kita akan mengetahui batas- batas dari diri kita dan menunjukan arah menuju kedamaian. Kedamaian yang mendalam dari smadhi merupakan indahnya jalan  tengah dan  kebijaksanaan merupakan akhir perjalanan kita. Terbagi menjadi tiga bagian tetapi ujugnya menjadi satuserupa dengan aliran sungai (baca: Aliran sungai) tetapi dari sekian banyak aliran sungai pada akhrinya bertemu dilautan biru atau identik dengan pembebasan. Dengan demikian bagaimanapun kesempurnaan itu memerlukan kebijaksanaan, perlu pengetahuan untuk mengetahui tindakan tindakan kita dan untuk melihan konsenkuensi seseorang serta kita menumbuhkan pengetahuan dan kebijaksanaan untuk mencapai kebenaran hidup.