Sabtu, 27 April 2013

Merawat Rumah Tuhan dalam Diri


   
 Manusia memiliki sifat yang sangat kuat dalam dirinya yaitu; kebiasaan. Semestinya sifat seperti itu sangat perlu dipertahankan dan dikembangkan kearah yang positif. Artinya kebiasaan itu dapat menciptakan kebahagiaan diatas bumi ini, dengan cara mengikuti petunjuk Tuhan  yang telah tertuang dalam ajaran Agama . lalu bagaimana mengembangkan kebiasaan yang positif? Sebenarnya kita tidak perlu terlalu jauh berfikir, cukup dengan cara yang sederhana yaitu; sembahyang dan meditasi.
     Semakin sering kita mendekatkan diri kepada Tuhan melalui sembahyang dan meditasi maka kita telah membuka diri kita untuk dialiri dengan sifat - sifat rohani yang secara otomatis juga akan menjauhkan sifat – sifat mara (kegelapan)  dari diri kita. Hal ini dapatkan dari sebuah rumusan yang sederhana, yaitu ketika saya melihat seorang anak kecil yang memainkan dua buah balon gas yang terhubung tali satu sama lain. ketika si anak kecil tersebut menarik balon berwarna putih, maka secara otomatis balon yang berwarna hitam menjadi menjauh, begitu pula sebaliknya. Hal ini saya hubungkan dengan sifat yang ada pada diri manusia, yaitu sifat budha dan Mara. Bila manusia menarik sifat budha  maka sifat Mara menjauh, demikian pula jika manusia menarik sifat setan (Mara) maka sifat ROHANI (BUDHA)  akan semakin menjauh. Dengan bersembahyang secara rutin, itu berarti kita telah menarik sifat Rohani ke dalam diri kita yang akan menjauhkan sifat kebodohan (mara). Jika diikuti dengan perilaku sehari - hari yang penuh kesabaran, kasih sayang dan pemaaf, maka sifat Rohani akan terjaga dan semakin tumbuh subur dalam dirikita.

     Mungkin ada yang bertanya, apa perbedaan antara sembahyang dan meditasi? Secara garis besar pedanda dapat memberikan pemahaman sebagai berikut; jika kita bersembahyang maka kita memusatkan pikiran menuju Tuhan, sedangkan jika kita bermeditasi maka itu artinya kita telah membuka hati kita untuk menyadari diri bahwa semua fenomena yang muncul itu bersumber dari dalam
dan mengenali sebab akibat dari fenemena tersebut . lalu manakan yang lebih baik? Keduanya harus dilakukan dengan secara seimbang, ibarat melihat dua sisi mata uang yang jika hanya dilihat satu sisi nilainya tidak akan bebeda atau menjadi dua kali lipat jika kita melihat kedua sisnya, namun dengan melihat kedua sisi maka kita mengetahui bentuk uang yang seutuhnya. Dengan melakukan keduanya secara seimbang maka kita akan dapat menikmati kebahagiaan didalam hidup sebagai benteng terjaganya sifat Ketuhanan dalam diri kita.
   Sesungguhnya dalam diri manusia unsur Ketuhanan telah bersemayam yang dalam sloka disebutkan dengan "Aham Brahma Asmi" yang semestinya hal tersebut tercermin dalam perilaku kita sehari - hari. Inilah yang semestinya kita sadari dan ditumbuh kembangkan melalui sembahyang dan meditasi serta ditunjang dengan penerapan sifat kesabaran, cinta kasih dan pemaaf. Yang tidak kalah pentingnya juga adalah memilih makanan, karena makanan adalah sumber energi yang akan mempengaruhi jiwa. Makan dan minumlan makanan yang baik atau tidak cemer, yang mulai proses pembuatanya, alat - alat yang digunakan untuk memasak dan juga menghidangkan, dan juga kondisi lingkungan tempat makanan itu dibuat. Agama  sangat menekankan akan pentingnya kesucian dan menghindari hal - hal yang kotor atau leteh, karena menjaga sifat Tuhan  dalam diri harus dilakukan secara sekala dan niskala.Itu sebabnya sembahyang dan bermeditasi itu sebagai pilar dalam kehidupan kita masing –masing.

         Bertitik tolak dari hal tersebutlah akan banyak bermunculan masalah kehidupan yang di hadapi oleh manusia itu sendiri. Memang manusia itu pada dasarnya adalah makhluk social, tetapi jangan lupa manusia juga makhluk religius dan makhluk individu. Oleh karena itu didalam pembahasan sekarang ini akan lebih menitik beratkan kepada manusia sebagai makhluk individu, selanjutnya manusia sebagai makhluk social yang berlandaskan religius, namun individu yang dimaksudkan disini bukan berarti mengarah kepada egoisme negatif, namun lebih mengarah kepada egoisme positif. Sebab bagiamanapun manusia itu lahir sendiri, matipun nantinya akan sendiri pula.

     Seperti sloka yang pernah saya dengar dari orang bijaksana sebagai berikut; Manusia memiliki hak dan kemampuan untuk menolong dirinya sendiri dari jeratan tali neraka. Artinya tidak ada manusia yang mampu merubah prilaku manusia yang lain, kecuali mereka yang mau merubah prilaku mereka sendiri. Tidak ada guru yang mampu membuat muridnya menjadi pinter semua. Kalau memang ada guru yang mampu mebikin muridnya pinter semua, kenapa di dalam satu kelas yang pelajarannya sama gurunya sama ada murid juga yang bodoh? Tak ubahnya seperti seorang petani yang menanam jeruk, si petani hanya mampu menggemburkan tanahnya, menyiraminya, dan ngasi pupuk, namun bukan air dan bukan pupuk yang bisa membikin buah, memang jeruk itu yang telah dikodratkan olehNya memiliki buah. Namun peran pupuk dan air serta petani tersebut hanya sebagai perangsang dan memberi rangsangan agar buahnya jeruk itu cepat muncul.
Oleh karena itu harus dimulai dari diri sendiri, dan kembali kepada diri sendiri. Mampu menyadarkan diri, mampu mencintai diri sendiri, dan yang paling penting mampu memposisikan diri sendiri yang benar dan tepat. Sebagai ilustrasi saya akan memberikan sebuah cerita pendek; Marilah kita membuat kolam yang airnya jernih berisi teratai warna warni, dipinggirnya tanami pohon bunga-bungaan warna warni, pelihara serta tata dengan penuh kasih sayang, sehingga kelihatannya indah dan menarik. Kita tidak perlu mencari kecebong, katak, ikan, kupu-kupu, tawon, mereka akan datang sendiri mencari makan, dan mereka merasa mendapatkan perlindungan. Artinya; Kita harus sadar apa sih sebenarnya tujuan hidup ini? Dan untuk apa kita hidup? Coba cari jawabannya sendiri. 

Tuhan ada di sekeliling kita


   Sebagaimana sumber kepercayaan manusia terhadap Tuhan yang maha tinggi,maha kuasa yang menuntun kita di setiap kita menghirup serta menghembuskan nafas,Secara kepercayaan orang hindu Tuhan itu ada dimana mana,tetapi secara mendalam tuhan itu tidak jauh maupun dekat tetapi berada disekeliling kita,ada di setiap pori pori kulit kita,Tetapi kita tidah pernah sadar akan beliau karena kita kurang pengetahuan.sebagai mana sebuah cerita yang saya sukai sejak kecil yaitu,ikan berada diair tapi tidak tahu Air itu apa.Disuatu hari ada seorang anak dan ibunya sedang mencuci pakaian di sungai ,sang ibu itu berkata’’Air begitu penting bagi kehidupan tanpa Air kita semua akan mati’Pada saat itu pun penbicaraan seorang ibu dan anak tersebut di dengar oleh seekor ikan kecil.Ikan kecil tersebut mendadak jadi gelisah dan ingin tahu apakah itu air,dan dimanakah air itu berada.Yang begitu penting bagi kehidupan ini?


    ikan  kecil tersebut berenang kesana kemari sambil bertanya kepada setiap ikan yang dia jumpai’Hai Tahukah kamu dimanakah air itu berada?’’Aku telah mendengar  percakapan dua manusia bahwa tanpa air semua kehidupan akan mati’Ternyata semua ikan yang dia jumpai dan dia tanyai tidak mengetahui dimana air itu berada.Ikan kecil itu semakin bingung dan gelisah lalu dia berenang menuju sumber mata air sungai tersebut dan bertemu dengan ikan yang tua,dia pun bertanya kepada ikan yang tua tersebut ‘Dimanakan air itu berada,apa air itu,Ikan tua itu menjawab dengan tenang sambil senyuman dan kebijakan”Tidak usah bingung, tidak usah gelisah anakku’Air itu mengalirimu Sehingga kamu sampai tidak sadar kehadirannya ,memang benar kehidupan tanpa air semuanya akan mati,sejak itulah ikan kecil tersebut merasa bahagia dan jernih.Sesungguhnya tuhan itu tidaklah jauh tetapi berda didalam diri kita masing masing tetapi kita semua tidak pernah sadar akan kehadirat-Nya,Tuhan berada disetiap pori pori kulit kita,karena kita di selimuti oleh kebodohan dan kebutaan batin,kita selalu mengangap tuhan itu tinggi,hebat jauh,bila kita salah kita akan di potong potong,digoreng,di kirim keneraka,dan sebagainya,,sebagaimana cerita seokor ikan kecil tersebut dia mencari air kemana mana ,tetapi sesungguh nya yang dicari berada di sekeliling dirinya,Itu sebabnya mulai sekarang kita menyadari bahwa tuhan itu tidaklah jauh,tetapi ada disekeliling kita.

Kamis, 25 April 2013

Kekayaan




   Sahabat yang mulai kelelahan hidup, pagi bangun, berangkat ke kantor,pulang malam dalam kelelahan, serta amat jarang bisa merasakan sinar matahari dikulit, kemudian bertanya: untuk apa hidup ini? Ada juga orang tua yang sudah benar-benar lelah mengungsi (kecil mengungsi di rumah orang tua, dewasa mengungsi kelembaga pernikahan, tua mengungsi di rumah sakit), dan juga bertanya serupa.Objek sekaligus subjek yang dikejar dalam hidup memang bermacam-macam. Adayang mencari kekayaan, ada yang mengejar keterkenalan, ada yang lapar dengankekaguman orang, ada yang demikian seriusnya di jalan-jalan spiritual sampaimengorbankan hampir segala-galanya. Dan tentu saja sudah menjadi hak masing-masing orang untuk memilih jalur bagi diri sendiri.Namun yang paling banyak mendapat pengikut adalah mereka yang berjalan atauberlari memburu kekayaan (luar maupun dalam). Pedagang, pengusaha, pegawai,pejabat, petani, tentara, supir, penekun spiritual sampai dengan tukang sapu, tidaksedikit kepalanya yang diisi oleh gambar-gambar hidup agar cepat kaya. Sebagian bahkan mengambil jalan-jalan pintas.Yang jelas, pilihan menjadi kaya tentu sebuah pilihan yang bisa dimengerti.Terutama dengan kaya materi manusia bisa melakukan lebih banyak hal. Dengankekayaan di dalam, manusia bisa berjalan lebih jauh di jalan-jalan kehidupan. Dansoal jalur mana untuk menjadi kaya yang akan ditempuh, pilihan yang tersediamemang amat melimpah. Dari jualan asuransi, ikut MLM, memimpin perusahaan, jadi pengusaha, sampai dengan jadi pejabat tinggi. Namun, salah seorang orangbijak dari timur pernah menganjurkan sebuah jalan: contentment is the greatestwealth.Tentu agak unik kedengarannya. Terutama di zaman yang serba penuh denganhiruk pikuk pencarian keluar. Menyebut cukup sebagai kekayaan manusia terbesar,tentu bisa dikira dan dituduh miring.Ada yang mengira menganjurkan kemalasan, ada yang menuduh sebagaiantikemajuan. Dan tentu saja tidak dilarang untuk berpikir seperti ini. Cuma, bagisetiap pejalan kehidupan yang sudah mencoba serta berjalan jauh di jalur-jalur "cukup", segera akan mengerti, memang merasa cukuplah kekayaan manusia yangterbesar. Bukan merasa cukup kemudian berhenti berusaha dan bekerja.Sekali lagi bukan. Terutama karena hidup serta alam memang berputar melaluihukum-hukum kerja. Sekaligus memberikan pilihan mengagumkan, bekerja danlakukan tugas masing-masing sebaik-baiknya, namun terimalah hasilnya denganrasa cukup.Dan ada yang berbeda jauh di dalam sini, ketika tugas dan kerja keras sudah dipeluk dengan perasaan cukup. Tugasnya berjalan, kerja kerasnya juga berputar. Namunrasa syukurnya mengagumkan. Sekaligus membukakan pintu bagi perjalanankehidupan yang penuh kemesraan. this basic wisdom of Shambala is that in this world, as it is, we can find a good andmeaningful human life that will also serve others. That is our richness
. Itulah kekayaan yangmengagumkan, bahwa dalam hidup yang sebagaimana adanya (bukan yangseharusnya) kita bisa menemukan kehidupan berguna sekaligus pelayananbermakna buat pihak lain.

Guru alam


   

 Sosok seorang guru sangatlah penting dalam kehidupan spiritual , tanpa seorang guru kehidupan spiritual akan menjadi   tidak teratur, Karena guru memberikan cahaya penerang dalam perjalanan kehidupan spiritual  maupun non spiritual. Sebagaimana seorang guru bukan saja guru berwujud manusia, tetapi sosok guru berwujud dari alam. Alam adalah guru simbolis yang mengajarkan jalan pencerahan yang sempurna, seperti guru dari peohonan, sebagai mana yang di tertulis dalam buku suci’ Pohon simbul petapa yang sempurna , Tumbuhnya menuju cahaya dengan penuh keiklasan’, Bukan saja pohon tapi semua isi alam pun guru yang membimbing kita semua, Suatu cerita yang saya sukai adalah’ Situmang” Situmang adalah seorang anak yang penurut dan berbakti kepada orang tuanya. suatu hari ayahnya menyuruh dia menemukan seorang guru yang bisa membimbing dia menjadi anak yang sukses sempurna Karena situmang anak yang patuh maka dia menuruti permintaan ayahnya. setelah dia bertemu dengan guru yang sangat pintar dia belajar sampai sukses, Setelah dia sukses dia pulang kerumahnya untuk menemui ayah nya, Tetapi setelah dia menemui ayahnya , Ayahnya malah sedih melihat anaknya yang sudah sukses karena karil dan kepintaran, Situmang bertanya kenapa ayah menangis melihat anakmu yang  sudah sukses?, Anak ku yang ayah maksud adalah kamu menjadi orang sukses yang sesungguhnya, bukan sukses karena kepintaran silahkan kamu balik lagi temui guru mu dan memintalah pelajaran yang tidak membuat kamu pandai, tetapi pelajaran yang membuat kamu paham.
   Karana situmang anak yang berbakti maka dia balik lagi mencari gurunya, setelah Dihadapan gurunya dia memohon. Guru ayahku menyuruh saya belajar yang tidak menbuat aku pintar tetapi pelajaran yang menbuat saya paham’ Setelah mendengar perkataan situmang gurunya bilang baiklah guru akan  turuti kemauan kamu, Besok pagi kamu bawa tiga ekor kambing kehutan nanti jika jumlah kembingnya menjadi seribu maka kamu kembali lagi pada guru, Sebagaimana sifat situmang yang patuh, maka dia bilang terimakasih guru. Dan besok pagi sebelum matahari terbit dia  sudah pergi ketengah hutan sambil membawa tiga ekor kambing. Sesampai di tengah hutan dia pun menyesal. buat apa aku di bodoh -bodohin sama ayah dan guru ku,kapan kambing ini menjadi seribu, kenapa aku bodoh sekali’ setelah dia berfikir dan dia menjalaninya. satu tahun pertama dia marah marah dengan semuanya, ditahun kedua dia mulai sadar dan bisa mengerti bahasa rumput dan cuaca, dan ditahun ketiga dia mengerti bahasa kambing dan suara alam, dan saat itu pun kambingnya berjumlah seribu ekor,  Karena jumlah kambingnya seribu ekor sebagaimana pesan gurunya dia pun balik menemuai gurunya, sesampai didepan gurunya bukan dia yang bersujud melainkan gurunya yang bersujud dihadapannya.     Situmang kaget kenapa guru?  gurunya menjawab kamu bukan lagi muridku tetapi kamu sekarang guruku, karena kamu berhasil memelihara tiga ekor kambing menjadi seribu,  dan mengerti alam. terimalah hormat ku ini. Dari cerita tersebut satu hal yang sederhana, Alam bukan hanya menberikan suatu makanan tetapi alam juga memberikan pelajaran bagi kita (baca:berkah dari alam),itu sebabnya pelajaran bukan hanya dari seorang guru, atau pun buku suci tetapi alam pun menjadi suatu guru yang siap membimbing kita kapan pun kita paham dan siap.
****Alam mengajar kan kita dengan caranya sendiri***
*****Pandailah menemukan ***

Rabu, 24 April 2013

Liku kehidupan


      Dengan demikian dunia "makna" adalah dunia manusia semata. Manusia tidak bisa melakukan sesuatu, maupun memaharni sesuatu apabila sesuatu tersebut tidak bermakna baginya. Bertindak berarti melakukan sesuatu demi suatu tujuan dan sesuatu hanya bisa menjadi tujuan apabila mempunyai arti atau bermakna. Dengan d e i h a n adanya makna dan tujuan yang inp diraih yang membuat kita melakukan suatu tindakan. Suatu tindakan bermakna tidak hanya semata-mata untuk meraih tujuan-tujuan berjangka pendek dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup yang praktis dan segera, seperti; kita merasa sangat haus karena itu membutuhkan air untuk menghilangkan rasa haus tersebut, maka tindakan mencari air mempakan tindakan bermakna. Suatu tindakan dianggap bermakna karena mencakup sesuatu yang lebih Iuas dan erkaitan dengan hal-hal yang eksistensial. karena itu yang sering menjadi persoalan adalah problem makna hidup. Problem makna hidup
merupakan problem eksistensial manusia, karena menyangkut tentang eksistensi kehldupannya sendiri di muka bumi ini. Apabila seseorang memandang bahwa eksistensinya sebagai tidak bermakna sehingga hdupnya sendiri tidak lagi berarti baginya, maka dengan senduinya perbuatan apa pun tidak akan bermakna lagi baginya.
"Tindakan kita masing-masing hanya mempunyai makna apabila keseluruhan daripadanya tindakan-tindakan itu bagiannya, artinya h id u p luta sebagai keseluruhan, mempunyai makna". karena itu segala tindakan yang kita lakukan selalu berkaitan dengan pertayaan tentarrg maktla hidup' Dengan demikian mend& makna hidup bagi seseorang merupakan ha1 sangat ktusial bagi eksistensinya sendiri sebagai manusia. Karena itu orang yang kehdangan ma k n a hidupnya (meaninglesm) aka ia akan kehilangan harapan dan tujuan hidup. Misalnya ia mengalami kegagalan total atau ditinggalkan oleh orang yang sangat dlcintai. Dalam situasi tersebut, ia akan merasakan bahwa hidup ini terasa lumpuh. kalau situasi tersebut hanya berlangsung dalam kondisi ringan, maka mungkin ia hanya merasa kurang semangat. Tetapi kalau itu dirasakan sangat berat, 
sehingga ia tidak lag memiliki hasrat untuk melakukan tindakan apa pun,
meskipun itu merupakan tawaran yang sangat menark Situasi yang d e i h a n itu akan membuat orang bisa melakukan bunuh diri. karena dianggap bahwa hidup sudah tidak memiliki arti lag. Dengan demikian jelas bahwa manusia adalah makhluk yang
memililu hasrat untuk hidup bermakna (the wilt0 meaning). Tidak bisa bisa

Selasa, 23 April 2013

Gelombang kehidupan





      KEHIDUPAN manusia adalah kehidupan yang ‘ jatuh bangun ‘.Sang pencipta tidak pernah menjanjikan langit yang selalu biru, namun satu hal yang pasti, setelah hujan redah selalu tampak pelangi.bukan perkara bagaimana kita gagal atau menghadapi masalah, namun yang terpenting adalah bagaimana kita bangkit dari kegagalan tersebut dan mulai melakukan pembaharuan agar hal serupa tidakterulang kembali. Pada kenyataannya, ada begitu banyak    manusia yang dengan mudah melakukan vonis terhadap dirinya sendiri dan sekaligus memastikan bahwa tidak bisa melakukan apa-apa,lantaran sudah pernah melakukan kesalahan yang fatal.keberhasilan bukan diukur dari posisi yang telah di capai seseorang dalam kehidupan, melainkan dari rintangan-rintangan yang diatasinya saat berusaha untuk berhasil. Di sinilah letak nilai kehidupan yang bermakna tersebutPengalaman bukan apa yang terjadi pada seseorang, melainkan apa yang dilakukan seseorang terhadap apa yang terjadi kepadanya. Mungkin itu pengalaman pahit yang menyisakan duka atau pengalaman manis yang memotivasi kita untuk membuat hidup menjadi lebih hidup.apaun itu, bukan peristiwanya yang penting,melainkan sejauh mana kita merespon peristiwa tersebut. demikian tragis telah merebut optimisme seseorang. 
     Manusia diberi akal, hati nurani, dan dorongan oleh Sang Pencipta untuk bangkit dari setiap kegagalan dan peistiwa yang begitu menekan. Tidak ada masalah ynag terlalu besar untuk dihadapi,tidak ada langkah yang terlau panjang untuk dijalani, dan tidak ada ornag yang sulit untuk terkadangpengalaman-pengalaman yang tidak menyenangkan cendrung membuat seseorang menjadi pesimis melihat kehidupan ini.Lebih hebatnya lagi, peristiwa kecil yang terjadi dapat berkembang dalam pikiran seseorang melalui imajinasinya sehingga seolah-olah peristiwa tersebut dihadapi ketika kita mampu menyikapi setiap peristiwa yang terjadi dengan hati Yang jernih dan kepala dingin. Seseorang filsuf pernah bertutur “Kita tidak bisa mengukur berapa tingginya sebuah gunung hingga kita sudah berada di puncaknya dan mengatakan bahwa sebernarnya tinggi gunung tidak seberapa. “Artinya,jangan pernah menyerah sebelum pernah mencoba. Kekuatan terbesar untuk menyelesaikan pekerjaan adalah pada saat kita berani untuk memulainya. Bukankah seribu langkah kedepan dimulai dari langkah pertama. Ketika peristiwa menekan dan hampur putus asa,percayalah bahwa hal tersebut tidak akan melebihi kekuatan kita sebagai manusia yang notabene dicipta sebagai ciptaan yang paling sempurna di antara seluruh ciptaannya. Mungkin langkah-langkah praktis yang pernah di  lakukan adalah dengan mengidentifikasi secermat mungkin peristiwa ynag kita alami, mungkin memang itu adalah sebuah dari perbuatan selama ini.Kalaupun datangnya dari orang lain,dengan bijaksana kita mealakukan onstrospeksi diri,:Ada apa dengan diri kita sehingga ornag lain berbuat demikian? “ ketika peritiwa tersebut adalah peristiwa alam yang demikian dasyat, maka mata imanlah yang melihat. Bukankah Sang Pencipta yang kita percayai adalah khalik langit dan bumi sebagai alam yang dasyat tersebut? Langkah berikut adalah dengan selalu membuka jalan silahturahmi dengan orang lain untuk membagi pengalaman.Dalam percakapan yang berbagi tersebut, setidaknya akan mengurangi beban mental dan memungkinkan kita untuk menemukan solusi untuk bangkit Langkah terakhir yang penting adalah dengan banyak membaca buku-buku  bermutu tentang kehidupan, terutama Kitab Suci karena disinilah sumber kekuatan kita untuk memaknai setiap peristiwa yang terjadi.
‘’Orang tidak dapat menemukan lautan biru kecuali ia memiliki keberanian Jika seseorang sembunyi dari sebuah masalah,maka dia tidak akan sukses’

Mengolah hawa Nafsu menjadi Bhakti


   
     Semua mahluk hidup yang terlahir di dunia ini terikat oleh tiga sifat yaitu sattwam,rajas dan tamas,yang mendorong kita semua bekerja(karma).Hawa nafsu salah satunya yang menbuat banyak manusia terjatuh ,tetapi hawa nafsu juga memiliki satu sisi yang menbuat kita terbang dan tercerahkan.Apabila manusia melakukan hubungan dengan ciptakan material,maka cinta kasih yang kekal yang ada didalam hatinya terhadap tuhan maka diubahlah menjadi hawa nafsu,berhubungan dengan  nafsu rendahan. Atau kata lain rasa bhakti atau cinta pada tuhan diubah menjadi nafsu rendahan yang tidak percaya akan yang maha kuasa,,,seperti halnya dengan susu akan berubah bila berhubungan dengan asam sehingga menjadi susu asam,Kemudian sekali lagi apabila hawa nafsu tidak dipuaskan maka hawa nafsu berubah menjadi kemarahan ,Amarah berubah menjadi khayalan dan khayalan berubah menjadi kehidupan material yang penuh dengan belenggu.Karena itu hawa nafsu menjadi musuh yang paling besar bagi mahluk hidup,dan hanya hawa nafsulah yang mendorong mahluk hidup yang murni supaya tetap terikat didunia material.Amarah merupakan menifestasi dari kebodohan,sifar sifat tersebut menwujudkan diri sebagai amarah dan hal hal lainnya yang berhubungan dengan itu,kalau sifat sifat nafsu dijaga sepaya tidak merosot menjadi sifat kebodohan,melainkan diangkat menjadi sifat kebaikan dengan cara hidup dan bertindak sesuai dengan buku suci,maka dengan itu ikatan rohani seseorang menjadi naik,dan dapat diselamatkan dari kekhayalan material.

   Maka menurut kepercayaan orang hindu tuhan yang turun kedunia(Avatara) untuk menjaga,menbahagiakan beliau yang senantiasa meningkatkan spiritualitas ( kekjiwaan) dan para mahluk yang selalu bhakti menpersembahkan sesuatu kepada tuhan,dan apabila sikap pengabdian diubah menjadi kecendrungan untuk menikmati indira –indria,dan mereka dikuasai  oleh hawa nafsu,maka sang jiwa akan turun.ciptaan material yang diciptaka oleh tuhan untuk menberikan fasilitas kepada semua mahluk yang ada didunian ini,bukan sebagai mengikat sang roh atau jiwa melainkan pinjaman untuk kelangsungan kehidupan sang jiwa yang terlahir menjadi mahluk hidup didunia ini.Karena itu sesuatu sumber nafsu juga diciptaka oleh tuhan karena itu kalau nafsu diubah menjadi cinta dan bhakti kepada tuhan ,atau diubah menjadi kesadaran atau kata lainnya dengan kata menginginkan segala sesuat hanya untuk pengabdian diri pada Tuhan maka nafsu dan amarah dapat dirohanikan.sebagaimana kisah sri rama yang menperlihatkan amarahnya dengan cara menbakar kota emas milik rahwana,tetapi dengan melakukan hal demikian dia menjadi penyembah tuhan yang paling mulia,dan tertulis dalam kesussastraan hindu dalam’Bhagawad gita’krsna menyuruh Arjuna menggunakan amarahnya untuk berperang melawan musuh dan menegakkan keadilan dan demi menyenangkan shri krisna.karena itu jika hawa nafsu dan amarah digunaka dalam kesadaran krisna,maka hawa nafsu tidak menjadi musuh kita ,melainkan menjadi kawan yang menberikan arah kehidupan menuju pembebasan rohani.

Senin, 22 April 2013

Kenyataan


    Pernahkah kita merenung tentang kehidupan ini? Kehidupan yang selalu berubah dan selalu tidak memuaskan kita. Apa yang manusia harapkan terkadang tidak menjadi kenyataan. Manusia
dibelenggu oleh ketidakpuasan batini. Kehidupan manusia menjadi tidak bahagia. Batin manusia terkoyak oleh realita kehidupan yang tidak terbantahkan. Manusia tenggelam pada lamunan dan khayalan. Manusia berontak tatkala realita ada di hadapannya. Ada sebagian orang yang mencari sumber dari segala ketidakpuasan batin namun terkadang mereka salah melakukan tindakan hingga mereka terus terjerumus pada ketidakpuasan batin. Banyak orang berpikir dan bertanya dalam dirinya sendiri, “untuk apa saya hidup dan kemana saya harus melangkah?” Manusia berada dipersimpangan jalan dan selalu berhadapan dengan ketidak pastian.
     Ketenangan, kedamaian dan kebahagian yang diharapkan bisa dicapai. Sebuah kepastian yang memberikan secercah harapan bagi manusia, bak mentari pagi yang memberikan terang dan kehangatan dalam kehidupan ini. Untuk mencapai
harapan itu tentunya tidak semudah membalikan telapak tangan. Semua orang harus bekerja keras dalam berjuang. Secara sepintas, apa yang disampaikan kepada lima orang pertapa sangat sulit dimengerti dan bahkan bisa disalah artikan.  Seorang tokoh yang dengan terang-terangan menyatakan bahwa kehidupan ini adalah akibat. Banyak orang yang beranggapan bahwa ajaran agama adalah ajaran yang mengajak umatnya untuk pesimis. Anggapan bahwa ajaran agama itu adalah pesimis, loyo dan hanya mengajarkan kepasrahan tentunya tidak benar. Mereka hanya sepintas dan secara membuta. Pernyataan bahwa kehidupan ini adalah akibat  tentunya bukan tanpa dasar. Pernyataan Beliau juga tidak berhenti pada pernyataan yang pertama tetapi disusul dengan pernyataan berikutnya. Bahwa kehidupan ini berasal dari sebab.
     Metode yang luar biasa dan sangat jitu untuk menghadapi permasalahan kehidupan yang semakin hari semakin komplek. Hanya saja banyak orang yang enggan dan merasa sulit memahami kehidupan ini. Banyak orang yang masih beranggapan bahwa hidup ini adalah untuk menikmati keduniawian. Manusia tenggelam dalam kenikmatan duniawi dan seolah-olah duniawi ini kekal. Pandangan seperti ini seharusnya dihapus karena akan semakin menjerumuskan manusia. Kehidupan yang serba cepat dan praktis sangat mempengaruhi pola pikir manusia. Manusia menginginkan yang serba cepat dan mudah. Dalam bidang spiritual pun mereka berharap sesuatu yang serba cepat dan praktis. Banyak orang yang akhirnya terjebak oleh promosi ajaran yang serba cepat dan praktis. Untuk merubah pola pikir dan mendapatkan kualitas batin tidak bisa instan. Semuanya harus dicapai dengan perjuangan. Dalam berjuang seseorang juga akan berhadapan dengan berbagai tantangan dan kesulitan. Hal inilah yang membuat manusia terkadang jenuh meniti kehidupan spiritual dan lebih memilih sesuatu yang dianggapnya bisa menyembuhkan penyakit mentalnya secara instan. Kenikmatan duniawi lebih dipilih dibandingkan kehidupan spiritual. Tidak heran jika penyakit mental kian membeldan putus asa menghadapi kehidupan ini. Hal ini terjadi karena manusia sering melupakan kebenaran dan mencari kebenaran menurut dirinya sendiri. Bukanya solusi yang didapatkan tetapi malah masalah lain  yang didapatkannya. Manusia seringkali mempermasalahkan masalah dibandingkan menyikapi masalah. Manusia tidak lagi menggunakan kebenaran dalam mengatasi permasalahan kehidupan tetapi menggunakan
pembenaran. Harapan untuk hidup tenang, damai dan bahagia tidak kunjung mereka dapatkan karena ulah mereka sendiri.
    Ajaran suci telah menberikan  obat untuk menyembuhkan manusia dari belenggu akibat. Kita diajak untuk memahami dan  penperaktikkan Cara berpikir dalam melihat kehidupan harus lebih obyektif, bahwa segala sesuatu yang muncul karena perpaduan faktor pembentuk sewajarnya mengalami kehancuran. Untuk bisa memahami realita kehidupan ini memang tidak mudah tetapi harus berusaha memahaminya. Banyak hal yang harus dilakukan untuk bisa memahami Ajaran suci dengan penuh tekat yang bulat. Dengan belajar dan praktek
Ajaran suci maka kita akan menembus kebenaran. Sebuah kepastian yang telah disampaikan oleh tuhan  hendaknya dapat dijadikan sebagai bahan untuk memotivasi dalam berjuang. Obat sudah ada tinggal kita yang harus meminumnya. Jalan sudah ditunjukkan tinggal bagaimana kita melaluinya. Rakitsudah ada dihadapan kita tinggal bagaimana kita menggunakannya. Sebuah kepastian yang seharusnya jangan disia-siakan. Jika kita terus membuang waktu maka hidup kita akan berakhir sia-sia tanpa sebuah kepastian. 

Mengendalikan suasana hati





    Mengendalikan suasana hati Kehidupan ini akan terasa membahagiakan jika kita dapat menghadapinya dengan bijak. Persoalannya adalah ketidakmampuan mental kita menghadapi
kehidupan ini. Suasana batin kita masih rapuh sehingga kita mudah mengalami kemerosotan batin. Seseorang menjadi tidak terkendali ketika perubahan yang muncul adalah perubahan yang tidak diinginkan. Akhirnya orang tersebut menjadi marah, jengkel, kecewa, dan kegundahan batin lainnya.
      Suasana hati yang kita miliki masih tergantung dengan kondisi yang ada. Jika suasana hati di luar kita baik, kita masih dapat mempertahankan kebaikan kita, tetapi jika suasana di luar kita tidak menyenangkan, suasana batin kita menjadi tidak terkendali. Batin yang rapuh inilah yang membuat kita jauh dari ketenangan dan kedamaian.   
        Oleh karena itu, seseorang harus berusaha keras untuk mendewasakan batinnya. Memang, perjuangan untuk mendewasakan batin tidak mudah, tetapi kemauan dan kerja keras kita perlahan namun pasti akan menghasilkan  sesuatu yang sangat bermanfaat bagi kehidupan seseorang.  Kedewasaan batin sangat penting dalam kehidupan ini karena risiko kehidupan pasti akan dihadapi oleh semua orang. Sebenarnya kalau kita cermat memperhatikan diri kita, ego kitalah yang membuat suasana hati selalu berubah. Ego membuat manusia ingin bertahan dalam posisinya.
      Manusia tidak menyadari bahwa perubahan yang setiap saat keterjadi menunjukkan bahwa hukum kesementaraan ada dalam kehidupan ini. Ego yang dianggap orang sebagai sesuatu yang kekal ternyata hanya khayalan semata. Oleh karenanya tidak ada manfaatnya mempertahankan ego kita. Untuk itu kita harus mempersiapkan kondisi mental yang dewasa agar suasana hati kita selalu terkendali. Mahatma Gandi telah memberikan teladan kepada kita semua tentang bagaimana menghadapi kehidupan yang selalu berubah ini tanpa terjerumus pada kemerosotan batin. Beliau selalu tenang menghadapi kesulitan yang menghadang. Teladan tersebut seharusnya menjadi   inspirasi yang baik bagi kita semua untuk mendewasakan batin kita. Adapun langkah yang harus dipersiapkan untuk menjaga suasana hati kita adalah: Jangan sampai pikiran terpengaruh,
Timbang rasa dan kebaikan hati,  Jangan terburu-terburu dalam segala hal  Selalu cinta kasih kepada semua makhluk bahka musuh pun harus kita kasihani. Langkah-langkah tersebut di atas harus direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Perubahan apapun yang kita hadapi hendaknya kita hadapi dengan langkah langkah tersebut. Suasana hati menjadi tidak terkendali karena kita masih belum mantap dalam hal batin. Oleh karena itu dengan praktik Ajaran Agama dalam kesungguhan dan ketulusan, batin kita akan menjadi dewasa sehingga suasana hati kita menjadi terkendali setiap saat. Kemauan dan kerja keras merealisasikan keempat langkah tersebut di atas akan menghasilkan sesuatu yang positif bagi hidup kita. Selamat bekerja untuk membangun kualitas batin yang dewasa.

Pelayanan Sejati


Pelayanan Sejati

  Suatu ketika ada orang yang marah-marah dan mengumpat dengan kata-kata yang sangat kasar. Mengapa orang tersebut marah besar? Ternyata gara-gara menunggu terlalu lama di depan kasir. Orang tersebut ingin dilayani dengan cepat karena masih ada acara arisan. Apa sikap kita jika berada dalam kondisi seperti itu? Pertanyaan ini hanya untuk perenungan bagi kita dan kemudian melangkah ke arah yang lebih baik. Umumnya orang ingin mendapatkan pelayanan yang terbaik dan ketika pelayanannya tidak memuaskan maka yang muncul adalah rasa kecewa, sedih, marah, bahkan benci. Mengapa mereka ingin dilayani? Mereka berpikir bahwa dilayani dengan baik adalah kepuasan tersendiri. Ada juga yang beranggapan bahwa dengan dilayani adalah surga dunia. Akhirnya kata, “dilayani” melekat
pada diri seseorang. Pernahkah kita berpikir untuk melayani banyak orang? Pernahkah kita berpikir bahwa “melayani‘ adalah kebajikan. Sebuah kata yang singkat dan sederhana tetapi banyak terlupakan karena sifat manja manusia.  Sifat manja yang akhirnya membuat manusia ingin selalu dilayani. Marilah kita merenungkan kata-kata yang singkat dan sederhana ini. Termasuk manakah kita? Manusia yang suka dilayani atau yang suka melayani.
     Setelah kita merenung, berusahalah untuk bertekadmenjadi orang yang mau melayani bagi semua orang, bahkan semua makhluk. Pernah suatu ketika ada yang  bertanya, ’Apakah kita tidak menjadi rendah atau hina kalau kita melayani?’ Pelayanan selalu diletakkan di tingkat yang rendah sehingga kita enggan untuk melayani dan selalu ingin menjadi orang yang dilayani. Pelayanan yang dimaksud di sini adalah mengandung misi kebajikan. Apa yang kita berikan kepada mereka yang membutuhkan adalah bentuk dari pelayanan. Sebenarnya kalau kita kembali kepada Dharma, pelayanan adalah bentuk dari cinta kasih dan welas asih, atau dalam bahasa Budha dikenal dengan metta dan karunĂ¢. Ajaran yang sangat luhur dan sangat baik untuk kita praktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Sering kita mengucapkan  semoga semua makhluk berbahagia. Apakah yang kita ucapkan itu benar-benar tumbuh dari pikiran yang tulus dan jernih? Atau hanya sekadar mengucapkan karena sudah menjadi kebiasaan? Apakah apa yang kita ucapkan itu sudah kita realisasikan dalam kehidupan kita?  Kembali pertanyaan ini untuk kita renungkan bersama. Pelayanan bukan hanya sekadar memberi materi kepada orang lain, tetapi juga dalam bentuk non materi.  Ketika ada orang yang kelaparan, tentunya kita bisa memberikan makanan kepada orang tersebut. Ketika ada orang bertamu ke rumah kemudian kita sambut dengan baik dan ramah, itu juga bentuk dari pelayanan. Ketika ada umat lain datang ke tempat suci kita  dan kemudian kita sapa dan kita sambut dengan penuh keramahan, ini juga bentuk dari pelayanan. Banyak yang bisa kita lakukan untuk pelayanan, misalnya; menjenguk orang yang sakit, menjenguk sahabat kita yang sedang ditimpa kemalangan, menghormat mereka yang patut dihormati, dan masih banyak lagi bentuk-bentuk dari pelayanan.
     Pelayanan yang sejati adalah pelayanan yang diberikan dengan tulus dan tidak membedakan. Banyak orang yang melakukan pelayanan tetapi tidak ada ketulusan dan sifatnya masih terbatas. Mereka mau melayani jika ada keuntungan, melakukan pelayanan agar orang tersebut menjadi pengikutnya, melakukan pelayanan terbatas ke orang-orang tertentu dan lain sebagainya. Sepintas yang dilakukan oleh orang-orang seperti itu baik, tetapi sebenarnya bukan pelayanan yang sejati. Pelayanan yang sejati adalah perwujudan dari Pelayanan yang kita lakukan harus benar-benar tumbuh dari nurani yang jernih dan tidak ada pamrih di balik pelayanan itu.  Melayani adalah kebajikan, kenapa tidak kita lakukan? Sering saya memberikan gambaran, “Sekali pun hanya menolong semut, tetapi jika kita lakukan dengan ketulusan dan kesungguhan, maka yang kita lakukan itu akan memperbaiki mental kita.” Mulailah membangun perilaku dan mental dari pelayanan yang kecil, karena dari tahapan yang dasar dan sederhana ini perilaku dan mental kita akan berubah. Jangan jadi orang yang hanya menyimpan pengetahuan dan pandai logika, tetapi jadilah orang yang ramah dan rendah hati , memiliki sifat pelayanan yang sejati. SRI Krisna telah memberikan contoh-contoh dan marilah kita mengikuti teladan Beliau. Janganlah merasa rendah dalam pengetahuan dan pengalaman, tetapi kita harus merasa rendah jika pengetahuan dan pengalaman itu tidak direalisasikan.Pelayanan sejati adalah melayani dengan tulus, sungguh-sungguh dan tanpa pamrih, dan sebagai seorang Manusia seharusnya menjadi seorang yang bisa melayani dan bukan orang yang ingin selalu dilayani.
Selamat berjuang!

Masihkah kita PunyaWaktu




    Pernahkah kita berpikir atau merenungkan tentang apa yang sudah kita lakukan dalam jangka waktu satu hari? Berapa banyak kebaikan yang sudah kita lakukan dalam satu hari dan berapa banyak pula kejahatan yang sudah kita kurangi? Banyak orang tenggelam dalam berbagai aktifitas dan melupakan hal yang sebenarnya sangat pokok. Mereka lupa bahwa perenungan semacam itu sangat baik untuk mengetahui sejauh mana usaha perbaikan dirinya. Sebagai manusia beragama, apalagi agama hindu tentunya kita sudah sering diingatkan akan pentingnya perbaikan diri. Dengan adanya perbaikan diri maka cita-cita untuk menjadi orang baik akan menjadi sebuah kenyataan. Kebanyakan orang tidak bisa mengatur waktu dengan baik. Akibat dari tidak bisanya mengatur waktu menyebabkan aktifitas mereka menjadi berantakan. Terkadang ada hal-hal yang seharusnya dikerjakan tetapi tidak bisa dikerjakan karena tidak pandai mengatur waktu. Kalau sudah seperti itu kehidupanmereka menjadi semberawut dan kacau.Waktu terus Berla lu dan kita tidak bisa mengembalikan waktu yang sudah berlalu. Setiap hari adalah awal kehidupan, setiap waktu adalah saat terbaik untuk mawas diri (Dharma Master Cheng Yen). Waktu sangatlah berharga, untuk itu kita harus pandai-pandai mengatur waktu, jika tidak kehidupan kita akan menjadi sia-sia.
      Pernah suatu ketika ada orang berbicara kepada saya. Orang tersebut berkata, “ketika saya masih bujangan saya aktif dalam kegiatan keagamaan. Namun setelah saya berumah tangga saya sangat jarang melakukan aktifitas keagamaan. Saya tidak punya waktu” Sebagian besar orang merasa tidak punya waktu, sebagian lagi beralasan terlalu banyak kesibukan. Apakah kehidupan kita harus sesibuk itu dan tidak bisa menyempatkan barang satu menit untuk hening sejenak? Persoalan yang sebenarnya bukan soal waktu  kemauan dan tanggung jawab dari orang tersebut.
       Jika kita terus saja beralasan tidak punya waktu dan terlalu banyak kesibukan maka kita akan kehilangan banyak kesempatan untuk memperbaiki diri. Berusahalah untuk menghargai waktu karena waktu memang sangat berharga. Apa yang harus dilakukan dengan waktu? Waktu kita sehari semalam 24 (dua puluh empat jam). Waktu yang cukup panjang. Selama 24 jam tentunya kitapunya aktifitas. Dari aktifitas kerja, olah raga, jalanjalan hingga kita punya waktu untuk tidur. Dari sekian banyak waktu bisakah kita menyisihkan untuk kepentingan batin kita? Kepentingan batin seringkali terlantar dan tersisih oleh aktifitas lainnya. Padahal batin ini sangat penting karena dengan batin yang terus diolah akan menyebabkan hidup kita menjadi lebih baik. Oleh karena itu, selama 24 jam itu kita harus bisa membagi waktu dengan baik. Dengan menghargai waktu kita punya kesempatan untuk menjadi orang yang baik dan sukses. Dengan waktu yang diatur sedemikian rupa akan membuat kerja kita mejadi maksimal dan tidak terbuang sia-sia. Kita memiliki kesempatan untuk menjadi lebih baik dari hari sebelumnya. Kesempatan untuk menjadi orang  sukses dan orang berkualitas ada ditangan kita. Semuanya berpulang pada setiap individu. Individu yang bisa mengatur waktu dan memaksimalkan aktifitasnya memiliki peluang yang sangat besar untuk menjadi orang yang sukses dan berkualitas. Hargailah waktu jika anda ingin menjadi lebih baik. Manfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya jika anda ingin menjadi orang sukses dan berkualitas. Jika gagal menghargai waktu maka kehidupan kita akan menjadi sia-sia. Mereka yang sukses secara duniawi maupun  sukses secara batin adalah orang-orang yang bisa mengatur waktu dengan baik. Hari-hari mereka diisi dengan hal-hal yang positif dan bermanfaat. Ingat! Siang dan malam yang terus berlalu, kehidupan kita berkuran  sebanyak itu. Oleh karena itu lakukan hal yang produktif dalam kehidupan ini.

Kenyataan di Dalam Hidup



Kenyataan di Dalam Hidup

  •      Dikisahkan, di sebuah dusun tinggallah keluarga petani yang memiliki seorang anak masih bayi. Keluarga itu memelihara seekor anjing yang dipelihara sejak masih kecil. Anjing itu pandai, setia, dan rajin membantu si petani. Dia bisa menjaga rumah bila majikannya pergi, mengusir burung-burung di sawah dan menangkap tikus yang berkeliaran di sekitar rumah mereka. Si petani dan istrinya sangat menyayangi anjing tersebut. Suatu hari, si petani harus menjual hasil panennya ke kota. Karena beban berat yang harus di bawanya, dia meminta istrinya ikut serta untuk membantu, agar secepatnya menyelesaikan penjualan dan sesegera mungkin pulang ke rumah. Si bayi di tinggal tertidur lelap di ayunan dan dipercayakan di bawah penjagaan anjing mereka. Menjelang malam setiba di dekat rumah, si anjing berlari menyongsong kedatangan majikannya dengan menyalak keras berulang- ulang, melompat-lompat dan berputar-putar, tidak seperti biasanya. Suami istri itu pun heran dan merasa tidak tenang menyaksikan ulah si anjing yang tidak biasa. Dan Betapa kagetnya mereka, setelah berhasil menenangkan anjingnya…astaga, ternyata moncong si anjing berlumuran darah segar. “Lihat pak! Moncong anjing kita berlumuran darah! Pasti telah terjadi sesuatu pada anak kita!” teriak si ibu histeris, ketakutan, dan mulai terisak menangis. “Ha…benar! Kurang ajar kau anjing! Kau apakan anakku? Pasti telah kau makan!” si petani ikut berteriak panik. Dengan penuh kemarahan, si petani spontan meraih sebuah kayu dan secepat kilat memukuli si anjing itu dan mengenai bagian kepalanya. Anjing itu terdiam sejenak. Tak lama dia menggelepar kesakitan, memekik perlahan dan dari matanya tampak tetesan airmata, sebelum kemudian ia terdiam untuk selamanya. Bergegas kedua suami istri itu pun berlari masuk ke dalam rumah. Begitu tiba di kamar, tampak anak mereka masih tertidur lelap di ayunan dengan damai. Sedangkan di bawah ayunan tergeletak bangkai seekor ular besar dengan darah berceceran bekas gigitan. Mereka pun segera sadar bahwa darah yang menempel di moncong anjing tadi adalah darah ular yang hendak memangsa anak mereka. Perasaan sesal segera mendera. Kesalahan fatal telah mereka lakukan. Emosi kemarahan yang tidak terkendali telah membunuh anjing setia yg mereka sayangi. Tentu, penyesalan mereka tidak akan membuat anjing kesayangan itu hidup kembali. Sungguh mengenaskan. Gara-gara emosi dan kemarahan yang membabi buta dari ulah manusia, seekor anjing setia yang telah membantu dan membela majikannya, harus mati secara tragis. Saya rasa demikian pula di kehidupan ini. Begitu banyak permasalahan, pertikaian, perselisihan bahkan peperangan, muncul dari emosi yang tidak terkontrol. Karena itu, saya sangat setuju dengan kata-kata: ”Jangan mengambil keputusan apapun disaat emosi sedang melanda.” Sebab, bila itu yang dilakukan, bisa fatal akibatnya. Sungguh, kita butuh belajar dan melatih diri agar disaat emosi, kita mampu mengendalikan diri secara sabar dan bijak.
  •        Alkisah, di pinggir sebuah kota, tinggal seorang seniman pematung yang sangat terkenal di seantero negeri. Hasil karyanya yang halus, indah, dan penuh penghayatan banyak menghiasi rumah-rumah bangsawan dan orang-orang kaya di negeri itu. Bahkan, di dalam istana kerajaan hingga taman umum milik pemerintah pun, dihiasi dengan patung karya si seniman itu. Suatu hari, datang seorang pemuda yang merasa berbakat memohon untuk menjadi muridnya. Karena niat dan semangat si pemuda, dia diperbolehkan belajar padanya. Bahkan, ia juga diijinkan untuk tinggal di rumah paman si pematung. Seja hari itu, mulailah dia belajar dengan tekun, mengukur ketepatan bahan adonan semen, membuat rangka, cara menggerakkan jari-jari tangan, dan mengenali setiap tekstur sesuai bentuk dan jenis benda yang akan dibuat patung, dan berbagai kemampuan mematung lainnya. Setelah belajar sekian lama, si murid merasa tidak puas. Sebab, menurutnya, hasil patungnya belum bisa menyamai keindahan patung gurunya.  Dia pun kemudian menganalisa dengan seksama, lantas memutuskan meminjam alat-alat yang biasa dipakai gurunya.
  •      Dia berpikir, rahasia kehebata sang guru pasti di alat-alat yang dipergunakan. “Guru, bolehkan saya meminjam alat-alat yang     biasa Guru pakai untuk mematung? Saya ingin mencoba membuat patung dengan memakai alat-alat yang selalu dipakai guru agar hasilnya bisa menyamai patung buatan Guru.”“Silakan pakai, kamu tahu dimana alat-alat itu berada kan? Ambil saja dan pakailah,” jawab sang guru sambil tersenyum. Selang beberapa hari, dengan wajah lesu si murid mendatangi gurunya dan berkata, “Guru, saya sudah berusaha dan berlatih dengan tekun sesuai petunjuk Guru, memakai alat alat  yang biasa dipakai Guru. Kenapa hasilnya tetap tidak sebagus patung yang Guru buat?” “Anakku, gurumu ini belajar dan berlatih membuat patung selama puluhan tahun. Mengamati obyek benda, mencermati setiap gerak dan tekstur, kemudian berusaha menuangkannya ke dalam karya seni dengan segenap hati  dan seluruh pikiran. Tidak terhitung berapa kali kegagalan yang telah dibuat, tapi tidak pernah pula berhenti mematung hingga hari ini. Bukan alat-alat bantu yang engkau pinjam itu yang kamu butuhkan untuk menjadi seorang pematung handal, tetapi jiwa seni dan semangat untuk menekuninya yang harus engkau punyai. Dengan begitu, lambat laun engkau akan terlatih dan menjadi pematung yang baik.
  • ” “Terima kasih Guru, saya berjanji akan terus berlatih, mohon Guru bersabar mengajari saya.” Untuk menciptakan sebuah maha karya, tidak cukup hanya mengandalkan talenta semata.  Kita butuh proses  belajar dan ketekunan berlatih bertahun-tahun. Bahkan, meski dibantu alat-alat secanggih apapun, hasil yang didapat sebenarnya sangat tergantung pada tangantangan terampil dan terlatih yang menggerakkannya. Demikian pula dalam kehidupan ini, jika ingin meraih prestasi yang gemilang, ada harga yang harus kita bayar! Apapun bidang yang kita geluti, apapun talenta yang kita miliki, kita membutuhkan waktu, fokus dan kesungguhan hati dalam mewujudkannya hingga tercapai kesuksesan yangmembanggakan.
  •       Pernahkah kita merenung tentang kehidupan ini? Kehidupan yang selalu berubah dan selalu tidak memuaskan kita. Apa yang manusia harapkan terkadang tidak menjadi kenyataan. Manusia dibelenggu oleh ketidakpuasan batini. Kehidupan manusia menjadi tidak bahagia. Batin manusia terkoyak oleh realita kehidupan yang tidak terbantahkan. Manusia tenggelam pada lamunan dan khayalan. Manusia berontak tatkala realita ada di hadapannya. Ada sebagian orang yang mencari sumber dari segala ketidakpuasan batin namun terkadang mereka salah melakukan tindakan hingga mereka terus terjerumus pada ketidakpuasan batin. Banyak orang berpikir dan bertanya dalam dirinya sendiri, “untuk apa saya hidup dan kemana saya harus melangkah?” Manusia berada dipersimpangan jalan dan selalu berhadapan dengan ketidak pastian.

  •      Ketenangan, kedamaian dan kebahagian yang diharapkan bisa dicapai. Sebuah kepastian yang memberikan secercah harapan bagi manusia, bak mentari pagi yang memberikan terang dan kehangatan dalam kehidupan ini. Untuk mencapai harapan itu tentunya tidak semudah membalikan telapak tangan. Semua orang harus bekerja keras dalam berjuang. Secara sepintas, apa yang disampaikan kepada lima orang pertapa sangat sulit dimengerti dan bahkan bisa disalah artikan.  Seorang tokoh yang dengan terang-terangan menyatakan bahwa kehidupan ini adalah akibat. Banyak orang yang beranggapan bahwa ajaran agama adalah ajaran yang mengajak umatnya untuk pesimis. Anggapan bahwa ajaran agama itu adalah pesimis, loyo dan hanya mengajarkan kepasrahan tentunya tidak benar. Mereka hanya sepintas dan secara membuta. Pernyataan bahwa kehidupan ini adalah akibat  tentunya bukan tanpa dasar. Pernyataan Beliau juga tidak berhenti pada pernyataan yang pertama tetapi disusul dengan pernyataan berikutnya. Bahwa kehidupan ini berasal dari sebab.
  •      Metode yang luar biasa dan sangat jitu untuk menghadapi permasalahan kehidupan yang semakin hari semakin komplek. Hanya saja banyak orang yang enggan dan merasa sulit memahami kehidupan ini. Banyak orang yang masih beranggapan bahwa hidup ini adalah untuk menikmati keduniawian. Manusia tenggelam dalam kenikmatan duniawi dan seolah-olah duniawi ini kekal. Pandangan seperti ini seharusnya dihapus karena akan semakin menjerumuskan manusia. Kehidupan yang serba cepat dan praktis sangat mempengaruhi pola pikir manusia. Manusia menginginkan yang serba cepat dan mudah. Dalam bidang spiritual pun mereka berharap sesuatu yang serba cepat dan praktis. Banyak orang yang akhirnya terjebak oleh promosi ajaran yang serba cepat dan praktis. Untuk merubah pola pikir dan mendapatkan kualitas batin tidak bisa instan. Semuanya harus dicapai dengan perjuangan. Dalam berjuang seseorang juga akan berhadapan dengan berbagai tantangan dan kesulitan. Hal inilah yang membuat manusia terkadang jenuh meniti kehidupan spiritual dan lebih memilih sesuatu yang dianggapnya bisa menyembuhkan penyakit mentalnya secara instan. Kenikmatan duniawi lebih dipilih dibandingkan kehidupan spiritual. Tidak heran jika penyakit mental kian membeldan putus asa menghadapi kehidupan ini. Hal ini terjadi karena manusia sering melupakan kebenaran dan mencari kebenaran menurut dirinya sendiri. Bukanya solusi yang didapatkan tetapi malah masalah lain  yang didapatkannya. Manusia seringkali mempermasalahkan masalah dibandingkan menyikapi masalah. Manusia tidak lagi menggunakan kebenaran dalam mengatasi permasalahan kehidupan tetapi menggunakan pembenaran. Harapan untuk hidup tenang, damai dan bahagia tidak kunjung mereka dapatkan karena ulah mereka sendiri.
  •     Ajaran suci telah menberikan  obat untuk menyembuhkan manusia dari belenggu akibat. Kita diajak untuk memahami dan  penperaktikkan Cara berpikir dalam melihat kehidupan harus lebih obyektif, bahwa segala sesuatu yang muncul karena perpaduan faktor pembentuk sewajarnya mengalami kehancuran. Untuk bisa memahami realita kehidupan ini memang tidak mudah tetapi harus berusaha memahaminya. Banyak hal yang harus dilakukan untuk bisa memahami Ajaran suci dengan penuh tekat yang bulat. Dengan belajar dan praktek Ajaran suci maka kita akan menembus kebenaran. Sebuah kepastian yang telah disampaikan oleh tuhan  hendaknya dapat dijadikan sebagai bahan untuk memotivasi dalam berjuang. Obat sudah ada tinggal kita yang harus meminumnya. Jalan sudah ditunjukkan tinggal bagaimana kita melaluinya. Rakit sudah ada dihadapan kita tinggal bagaimana kita menggunakannya. Sebuah kepastian yang seharusnya jangan disia-siakan. Jika kita terus membuang waktu maka hidup kita akan berakhir sia-sia tanpa sebuah kepastian