Sabtu, 27 April 2013
Merawat Rumah Tuhan dalam Diri
Manusia memiliki sifat yang sangat kuat
dalam dirinya yaitu; kebiasaan. Semestinya sifat seperti itu sangat perlu
dipertahankan dan dikembangkan kearah yang positif. Artinya kebiasaan itu dapat
menciptakan kebahagiaan diatas bumi ini, dengan cara mengikuti petunjuk
Tuhan yang telah tertuang dalam ajaran
Agama . lalu bagaimana mengembangkan kebiasaan yang positif? Sebenarnya kita
tidak perlu terlalu jauh berfikir, cukup dengan cara yang sederhana yaitu;
sembahyang dan meditasi.
Bertitik tolak dari hal
tersebutlah akan banyak bermunculan masalah kehidupan yang di hadapi oleh
manusia itu sendiri. Memang manusia itu pada dasarnya adalah makhluk social,
tetapi jangan lupa manusia juga makhluk religius dan makhluk individu. Oleh
karena itu didalam pembahasan sekarang ini akan lebih menitik beratkan kepada
manusia sebagai makhluk individu, selanjutnya manusia sebagai makhluk social
yang berlandaskan religius, namun individu yang dimaksudkan disini bukan
berarti mengarah kepada egoisme negatif, namun lebih mengarah kepada egoisme
positif. Sebab bagiamanapun manusia itu lahir sendiri, matipun nantinya akan
sendiri pula.
Seperti sloka yang
pernah saya dengar dari orang bijaksana sebagai berikut; Manusia memiliki hak
dan kemampuan untuk menolong dirinya sendiri dari jeratan tali neraka. Artinya
tidak ada manusia yang mampu merubah prilaku manusia yang lain, kecuali mereka
yang mau merubah prilaku mereka sendiri. Tidak ada guru yang mampu membuat
muridnya menjadi pinter semua. Kalau memang ada guru yang mampu mebikin
muridnya pinter semua, kenapa di dalam satu kelas yang pelajarannya sama
gurunya sama ada murid juga yang bodoh? Tak ubahnya seperti seorang petani yang
menanam jeruk, si petani hanya mampu menggemburkan tanahnya, menyiraminya, dan
ngasi pupuk, namun bukan air dan bukan pupuk yang bisa membikin buah, memang
jeruk itu yang telah dikodratkan olehNya memiliki buah. Namun peran pupuk dan
air serta petani tersebut hanya sebagai perangsang dan memberi rangsangan agar
buahnya jeruk itu cepat muncul.
Tuhan ada di sekeliling kita
Sebagaimana sumber kepercayaan
manusia terhadap Tuhan yang maha tinggi,maha kuasa yang menuntun kita di setiap
kita menghirup serta menghembuskan nafas,Secara kepercayaan orang hindu Tuhan
itu ada dimana mana,tetapi secara mendalam tuhan itu tidak jauh maupun dekat
tetapi berada disekeliling kita,ada di setiap pori pori kulit kita,Tetapi kita
tidah pernah sadar akan beliau karena kita kurang pengetahuan.sebagai mana
sebuah cerita yang saya sukai sejak kecil yaitu,ikan berada diair tapi tidak
tahu Air itu apa.Disuatu hari ada seorang anak dan ibunya sedang mencuci
pakaian di sungai ,sang ibu itu berkata’’Air begitu penting bagi kehidupan
tanpa Air kita semua akan mati’Pada saat itu pun penbicaraan seorang ibu dan
anak tersebut di dengar oleh seekor ikan kecil.Ikan kecil tersebut mendadak
jadi gelisah dan ingin tahu apakah itu air,dan dimanakah air itu berada.Yang
begitu penting bagi kehidupan ini?
ikan kecil tersebut berenang kesana kemari
sambil bertanya kepada setiap ikan yang dia jumpai’Hai Tahukah kamu dimanakah
air itu berada?’’Aku telah mendengar
percakapan dua manusia bahwa tanpa air semua kehidupan akan mati’Ternyata
semua ikan yang dia jumpai dan dia tanyai tidak mengetahui dimana air itu
berada.Ikan kecil itu semakin bingung dan gelisah lalu dia berenang menuju
sumber mata air sungai tersebut dan bertemu dengan ikan yang tua,dia pun
bertanya kepada ikan yang tua tersebut ‘Dimanakan air itu berada,apa air
itu,Ikan tua itu menjawab dengan tenang sambil senyuman dan kebijakan”Tidak
usah bingung, tidak usah gelisah anakku’Air itu mengalirimu Sehingga kamu
sampai tidak sadar kehadirannya ,memang benar kehidupan tanpa air semuanya akan
mati,sejak itulah ikan kecil tersebut merasa bahagia dan jernih.Sesungguhnya
tuhan itu tidaklah jauh tetapi berda didalam diri kita masing masing tetapi
kita semua tidak pernah sadar akan kehadirat-Nya,Tuhan berada disetiap pori
pori kulit kita,karena kita di selimuti oleh kebodohan dan kebutaan batin,kita
selalu mengangap tuhan itu tinggi,hebat jauh,bila kita salah kita akan di
potong potong,digoreng,di kirim keneraka,dan sebagainya,,sebagaimana cerita
seokor ikan kecil tersebut dia mencari air kemana mana ,tetapi sesungguh nya
yang dicari berada di sekeliling dirinya,Itu sebabnya mulai sekarang kita
menyadari bahwa tuhan itu tidaklah jauh,tetapi ada disekeliling kita.
Kamis, 25 April 2013
Kekayaan
. Itulah kekayaan yangmengagumkan, bahwa dalam hidup yang sebagaimana
adanya (bukan yangseharusnya) kita bisa menemukan kehidupan berguna sekaligus
pelayananbermakna buat pihak lain.
Guru alam
Sosok seorang guru sangatlah
penting dalam kehidupan spiritual , tanpa seorang guru kehidupan spiritual akan
menjadi tidak teratur, Karena guru memberikan cahaya
penerang dalam perjalanan kehidupan spiritual
maupun non spiritual. Sebagaimana seorang guru bukan saja guru berwujud
manusia, tetapi sosok guru berwujud dari alam. Alam adalah guru simbolis yang
mengajarkan jalan pencerahan yang sempurna, seperti guru dari peohonan, sebagai
mana yang di tertulis dalam buku suci’ Pohon simbul petapa yang sempurna , Tumbuhnya
menuju cahaya dengan penuh keiklasan’, Bukan saja pohon tapi semua isi alam pun
guru yang membimbing kita semua, Suatu cerita yang saya sukai adalah’ Situmang”
Situmang adalah seorang anak yang penurut dan berbakti kepada orang tuanya. suatu
hari ayahnya menyuruh dia menemukan seorang guru yang bisa membimbing dia
menjadi anak yang sukses sempurna Karena situmang anak yang patuh
maka dia menuruti permintaan ayahnya. setelah dia bertemu dengan guru yang
sangat pintar dia belajar sampai sukses, Setelah dia sukses dia pulang
kerumahnya untuk menemui ayah nya, Tetapi setelah dia menemui ayahnya , Ayahnya
malah sedih melihat anaknya yang sudah sukses karena karil dan kepintaran, Situmang
bertanya kenapa ayah menangis melihat anakmu yang sudah sukses?, Anak ku yang ayah maksud adalah
kamu menjadi orang sukses yang sesungguhnya, bukan sukses karena kepintaran
silahkan kamu balik lagi temui guru mu dan memintalah pelajaran yang tidak membuat
kamu pandai, tetapi pelajaran yang membuat kamu paham.
Karana situmang anak yang berbakti maka dia balik lagi mencari gurunya,
setelah Dihadapan gurunya dia memohon. Guru ayahku menyuruh saya belajar yang
tidak menbuat aku pintar tetapi pelajaran yang menbuat saya paham’ Setelah
mendengar perkataan situmang gurunya bilang baiklah guru akan turuti kemauan kamu, Besok pagi kamu bawa tiga
ekor kambing kehutan nanti jika jumlah kembingnya menjadi seribu maka kamu
kembali lagi pada guru, Sebagaimana sifat situmang yang patuh, maka dia bilang
terimakasih guru. Dan besok pagi sebelum matahari terbit dia sudah pergi ketengah hutan sambil membawa
tiga ekor kambing. Sesampai di tengah hutan dia pun menyesal. buat apa aku di
bodoh -bodohin sama ayah dan guru ku,kapan kambing ini menjadi seribu, kenapa
aku bodoh sekali’ setelah dia berfikir dan dia menjalaninya. satu tahun pertama
dia marah marah dengan semuanya, ditahun kedua dia mulai sadar dan bisa
mengerti bahasa rumput dan cuaca, dan ditahun ketiga dia mengerti bahasa
kambing dan suara alam, dan saat itu pun kambingnya berjumlah seribu ekor, Karena jumlah kambingnya seribu ekor
sebagaimana pesan gurunya dia pun balik menemuai gurunya, sesampai didepan
gurunya bukan dia yang bersujud melainkan gurunya yang bersujud
dihadapannya. Situmang kaget kenapa
guru? gurunya menjawab kamu bukan lagi
muridku tetapi kamu sekarang guruku, karena kamu berhasil memelihara tiga ekor
kambing menjadi seribu, dan mengerti
alam. terimalah hormat ku ini. Dari cerita tersebut satu hal yang sederhana, Alam
bukan hanya menberikan suatu makanan tetapi alam juga memberikan pelajaran bagi
kita (baca:berkah dari alam),itu sebabnya pelajaran bukan hanya dari seorang
guru, atau pun buku suci tetapi alam pun menjadi suatu guru yang siap membimbing
kita kapan pun kita paham dan siap.****Alam mengajar kan kita dengan caranya sendiri***
*****Pandailah menemukan ***
Rabu, 24 April 2013
Liku kehidupan
Dengan demikian
dunia "makna" adalah dunia manusia semata. Manusia tidak
bisa melakukan sesuatu, maupun memaharni sesuatu apabila sesuatu
tersebut tidak bermakna baginya. Bertindak berarti melakukan
sesuatu demi suatu tujuan dan sesuatu hanya bisa menjadi tujuan apabila
mempunyai arti atau bermakna. Dengan d e i h a n adanya makna dan tujuan
yang inp diraih yang membuat kita melakukan suatu tindakan. Suatu tindakan
bermakna tidak hanya semata-mata untuk meraih tujuan-tujuan
berjangka pendek dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup yang
praktis dan segera, seperti; kita merasa sangat haus karena itu membutuhkan air
untuk menghilangkan rasa haus tersebut, maka tindakan mencari
air mempakan tindakan bermakna. Suatu tindakan dianggap
bermakna karena mencakup sesuatu yang lebih Iuas dan erkaitan dengan
hal-hal yang eksistensial. karena itu yang sering menjadi
persoalan adalah problem makna hidup. Problem makna hidup
merupakan
problem eksistensial manusia, karena menyangkut tentang eksistensi
kehldupannya sendiri di muka bumi ini. Apabila
seseorang memandang bahwa eksistensinya sebagai tidak bermakna
sehingga hdupnya sendiri tidak lagi berarti baginya, maka dengan senduinya
perbuatan apa pun tidak akan bermakna lagi baginya.
"Tindakan
kita masing-masing hanya mempunyai makna apabila keseluruhan
daripadanya tindakan-tindakan itu bagiannya, artinya h id u p
luta sebagai keseluruhan, mempunyai makna". karena itu segala tindakan
yang kita lakukan selalu berkaitan dengan pertayaan tentarrg maktla
hidup' Dengan demikian
mend& makna hidup bagi seseorang merupakan ha1
sangat ktusial bagi eksistensinya sendiri sebagai manusia. Karena itu orang yang
kehdangan ma k n a hidupnya (meaninglesm) aka ia akan kehilangan
harapan dan tujuan hidup. Misalnya ia mengalami kegagalan total
atau ditinggalkan oleh orang yang sangat dlcintai. Dalam situasi
tersebut, ia akan merasakan bahwa hidup ini terasa lumpuh. kalau situasi tersebut
hanya berlangsung dalam kondisi ringan, maka mungkin ia hanya merasa
kurang semangat. Tetapi kalau itu dirasakan sangat berat,
sehingga ia
tidak lag memiliki hasrat untuk melakukan tindakan apa pun,
meskipun itu merupakan
tawaran yang sangat menark Situasi yang d e i h a n itu
akan membuat orang bisa melakukan bunuh diri. karena dianggap bahwa
hidup sudah tidak memiliki arti lag. Dengan demikian
jelas bahwa manusia adalah makhluk yang
memililu hasrat untuk hidup bermakna (the wilt0
meaning). Tidak bisa bisa
Selasa, 23 April 2013
Gelombang kehidupan
KEHIDUPAN manusia adalah kehidupan yang ‘ jatuh bangun ‘.Sang pencipta tidak pernah menjanjikan langit yang selalu biru, namun satu hal yang pasti, setelah hujan redah selalu tampak pelangi.bukan perkara bagaimana kita gagal atau menghadapi masalah, namun yang terpenting adalah bagaimana kita bangkit dari kegagalan tersebut dan mulai melakukan pembaharuan agar hal serupa tidakterulang kembali. Pada kenyataannya, ada begitu banyak manusia yang dengan mudah melakukan vonis terhadap dirinya sendiri dan sekaligus memastikan bahwa tidak bisa melakukan apa-apa,lantaran sudah pernah melakukan kesalahan yang fatal.keberhasilan bukan diukur dari posisi yang telah di capai seseorang dalam kehidupan, melainkan dari rintangan-rintangan yang diatasinya saat berusaha untuk berhasil. Di sinilah letak nilai kehidupan yang bermakna tersebutPengalaman bukan apa yang terjadi pada seseorang, melainkan apa yang dilakukan seseorang terhadap apa yang terjadi kepadanya. Mungkin itu pengalaman pahit yang menyisakan duka atau pengalaman manis yang memotivasi kita untuk membuat hidup menjadi lebih hidup.apaun itu, bukan peristiwanya yang penting,melainkan sejauh mana kita merespon peristiwa tersebut. demikian tragis telah merebut optimisme seseorang.
Manusia diberi akal, hati nurani, dan dorongan oleh Sang Pencipta untuk bangkit dari setiap kegagalan dan peistiwa yang begitu menekan. Tidak ada masalah ynag terlalu besar untuk dihadapi,tidak ada langkah yang terlau panjang untuk dijalani, dan tidak ada ornag yang sulit untuk terkadangpengalaman-pengalaman yang tidak menyenangkan cendrung membuat seseorang menjadi pesimis melihat kehidupan ini.Lebih hebatnya lagi, peristiwa kecil yang terjadi dapat berkembang dalam pikiran seseorang melalui imajinasinya sehingga seolah-olah peristiwa tersebut dihadapi ketika kita mampu menyikapi setiap peristiwa yang terjadi dengan hati Yang jernih dan kepala dingin. Seseorang filsuf pernah bertutur “Kita tidak bisa mengukur berapa tingginya sebuah gunung hingga kita sudah berada di puncaknya dan mengatakan bahwa sebernarnya tinggi gunung tidak seberapa. “Artinya,jangan pernah menyerah sebelum pernah mencoba. Kekuatan terbesar untuk menyelesaikan pekerjaan adalah pada saat kita berani untuk memulainya. Bukankah seribu langkah kedepan dimulai dari langkah pertama. Ketika peristiwa menekan dan hampur putus asa,percayalah bahwa hal tersebut tidak akan melebihi kekuatan kita sebagai manusia yang notabene dicipta sebagai ciptaan yang paling sempurna di antara seluruh ciptaannya. Mungkin langkah-langkah praktis yang pernah di lakukan adalah dengan mengidentifikasi secermat mungkin peristiwa ynag kita alami, mungkin memang itu adalah sebuah dari perbuatan selama ini.Kalaupun datangnya dari orang lain,dengan bijaksana kita mealakukan onstrospeksi diri,:Ada apa dengan diri kita sehingga ornag lain berbuat demikian? “ ketika peritiwa tersebut adalah peristiwa alam yang demikian dasyat, maka mata imanlah yang melihat. Bukankah Sang Pencipta yang kita percayai adalah khalik langit dan bumi sebagai alam yang dasyat tersebut? Langkah berikut adalah dengan selalu membuka jalan silahturahmi dengan orang lain untuk membagi pengalaman.Dalam percakapan yang berbagi tersebut, setidaknya akan mengurangi beban mental dan memungkinkan kita untuk menemukan solusi untuk bangkit Langkah terakhir yang penting adalah dengan banyak membaca buku-buku bermutu tentang kehidupan, terutama Kitab Suci karena disinilah sumber kekuatan kita untuk memaknai setiap peristiwa yang terjadi.
‘’Orang tidak dapat menemukan lautan biru kecuali ia memiliki keberanian Jika seseorang sembunyi dari sebuah masalah,maka dia tidak akan sukses’
Mengolah hawa Nafsu menjadi Bhakti
Semua mahluk hidup yang terlahir
di dunia ini terikat oleh tiga sifat yaitu sattwam,rajas dan tamas,yang
mendorong kita semua bekerja(karma).Hawa nafsu salah satunya yang menbuat
banyak manusia terjatuh ,tetapi hawa nafsu juga memiliki satu sisi yang menbuat
kita terbang dan tercerahkan.Apabila manusia melakukan hubungan dengan ciptakan
material,maka cinta kasih yang kekal yang ada didalam hatinya terhadap tuhan
maka diubahlah menjadi hawa nafsu,berhubungan dengan nafsu rendahan. Atau kata lain rasa bhakti
atau cinta pada tuhan diubah menjadi nafsu rendahan yang tidak percaya akan
yang maha kuasa,,,seperti halnya dengan susu akan berubah bila berhubungan
dengan asam sehingga menjadi susu asam,Kemudian sekali lagi apabila hawa nafsu
tidak dipuaskan maka hawa nafsu berubah menjadi kemarahan ,Amarah berubah
menjadi khayalan dan khayalan berubah menjadi kehidupan material yang penuh dengan
belenggu.Karena itu hawa nafsu menjadi musuh yang paling besar bagi mahluk
hidup,dan hanya hawa nafsulah yang mendorong mahluk hidup yang murni supaya
tetap terikat didunia material.Amarah merupakan menifestasi dari
kebodohan,sifar sifat tersebut menwujudkan diri sebagai amarah dan hal hal
lainnya yang berhubungan dengan itu,kalau sifat sifat nafsu dijaga sepaya tidak
merosot menjadi sifat kebodohan,melainkan diangkat menjadi sifat kebaikan
dengan cara hidup dan bertindak sesuai dengan buku suci,maka dengan itu ikatan
rohani seseorang menjadi naik,dan dapat diselamatkan dari kekhayalan material.
Maka menurut kepercayaan orang hindu tuhan
yang turun kedunia(Avatara) untuk menjaga,menbahagiakan beliau yang senantiasa
meningkatkan spiritualitas ( kekjiwaan) dan para mahluk yang selalu bhakti
menpersembahkan sesuatu kepada tuhan,dan apabila sikap pengabdian diubah
menjadi kecendrungan untuk menikmati indira –indria,dan mereka dikuasai oleh hawa nafsu,maka sang jiwa akan
turun.ciptaan material yang diciptaka oleh tuhan untuk menberikan fasilitas
kepada semua mahluk yang ada didunian ini,bukan sebagai mengikat sang roh atau
jiwa melainkan pinjaman untuk kelangsungan kehidupan sang jiwa yang terlahir
menjadi mahluk hidup didunia ini.Karena itu sesuatu sumber nafsu juga diciptaka
oleh tuhan karena itu kalau nafsu diubah menjadi cinta dan bhakti kepada tuhan
,atau diubah menjadi kesadaran atau kata lainnya dengan kata menginginkan
segala sesuat hanya untuk pengabdian diri pada Tuhan maka nafsu dan amarah
dapat dirohanikan.sebagaimana kisah sri rama yang menperlihatkan amarahnya
dengan cara menbakar kota emas milik rahwana,tetapi dengan melakukan hal
demikian dia menjadi penyembah tuhan yang paling mulia,dan tertulis dalam
kesussastraan hindu dalam’Bhagawad gita’krsna menyuruh Arjuna menggunakan
amarahnya untuk berperang melawan musuh dan menegakkan keadilan dan demi
menyenangkan shri krisna.karena itu jika hawa nafsu dan amarah digunaka dalam
kesadaran krisna,maka hawa nafsu tidak menjadi musuh kita ,melainkan menjadi
kawan yang menberikan arah kehidupan menuju pembebasan rohani.
Senin, 22 April 2013
Kenyataan
Pernahkah kita merenung tentang
kehidupan ini? Kehidupan yang selalu berubah dan selalu tidak memuaskan kita.
Apa yang manusia harapkan terkadang tidak menjadi kenyataan. Manusia
dibelenggu oleh ketidakpuasan batini. Kehidupan manusia menjadi tidak
bahagia. Batin manusia terkoyak oleh realita kehidupan yang tidak terbantahkan.
Manusia tenggelam pada lamunan dan khayalan. Manusia berontak tatkala realita
ada di hadapannya. Ada sebagian orang yang mencari sumber dari segala
ketidakpuasan batin namun terkadang mereka salah melakukan tindakan hingga
mereka terus terjerumus pada ketidakpuasan batin. Banyak orang berpikir dan
bertanya dalam dirinya sendiri, “untuk apa saya hidup dan kemana saya harus
melangkah?” Manusia berada dipersimpangan jalan dan selalu berhadapan dengan ketidak
pastian.
Ketenangan, kedamaian dan
kebahagian yang diharapkan bisa dicapai. Sebuah kepastian yang memberikan
secercah harapan bagi manusia, bak mentari pagi yang memberikan terang dan
kehangatan dalam kehidupan ini. Untuk mencapai
harapan itu tentunya tidak semudah membalikan telapak tangan. Semua orang
harus bekerja keras dalam berjuang. Secara sepintas, apa yang disampaikan
kepada lima orang pertapa sangat sulit dimengerti dan bahkan bisa disalah
artikan. Seorang tokoh yang dengan
terang-terangan menyatakan bahwa kehidupan ini adalah akibat. Banyak orang yang
beranggapan bahwa ajaran agama adalah ajaran yang mengajak umatnya untuk
pesimis. Anggapan bahwa ajaran agama itu adalah pesimis, loyo dan hanya
mengajarkan kepasrahan tentunya tidak benar. Mereka hanya sepintas dan secara
membuta. Pernyataan bahwa kehidupan ini adalah akibat tentunya bukan tanpa dasar. Pernyataan Beliau
juga tidak berhenti pada pernyataan yang pertama tetapi disusul dengan
pernyataan berikutnya. Bahwa kehidupan ini berasal dari sebab.
Metode yang luar biasa dan
sangat jitu untuk menghadapi permasalahan kehidupan yang semakin hari semakin
komplek. Hanya saja banyak orang yang enggan dan merasa sulit memahami
kehidupan ini. Banyak orang yang masih beranggapan bahwa hidup ini adalah untuk
menikmati keduniawian. Manusia tenggelam dalam kenikmatan duniawi dan
seolah-olah duniawi ini kekal. Pandangan seperti ini seharusnya dihapus karena
akan semakin menjerumuskan manusia. Kehidupan yang serba cepat dan praktis
sangat mempengaruhi pola pikir manusia. Manusia menginginkan yang serba cepat
dan mudah. Dalam bidang spiritual pun mereka berharap sesuatu yang serba cepat
dan praktis. Banyak orang yang akhirnya terjebak oleh promosi ajaran yang serba
cepat dan praktis. Untuk merubah pola pikir dan mendapatkan kualitas batin
tidak bisa instan. Semuanya harus dicapai dengan perjuangan. Dalam berjuang
seseorang juga akan berhadapan dengan berbagai tantangan dan kesulitan. Hal
inilah yang membuat manusia terkadang jenuh meniti kehidupan spiritual dan
lebih memilih sesuatu yang dianggapnya bisa menyembuhkan penyakit mentalnya
secara instan. Kenikmatan duniawi lebih dipilih dibandingkan kehidupan
spiritual. Tidak heran jika penyakit mental kian membeldan putus asa menghadapi
kehidupan ini. Hal ini terjadi karena manusia sering melupakan kebenaran dan
mencari kebenaran menurut dirinya sendiri. Bukanya solusi yang didapatkan
tetapi malah masalah lain yang
didapatkannya. Manusia seringkali mempermasalahkan masalah dibandingkan
menyikapi masalah. Manusia tidak lagi menggunakan kebenaran dalam mengatasi
permasalahan kehidupan tetapi menggunakan
pembenaran.
Harapan untuk hidup tenang, damai dan bahagia tidak kunjung mereka dapatkan
karena ulah mereka sendiri.
Ajaran suci telah menberikan obat untuk menyembuhkan manusia dari belenggu
akibat. Kita diajak untuk memahami dan
penperaktikkan Cara berpikir dalam melihat kehidupan harus lebih
obyektif, bahwa segala sesuatu yang muncul karena perpaduan faktor pembentuk
sewajarnya mengalami kehancuran. Untuk bisa memahami realita kehidupan ini
memang tidak mudah tetapi harus berusaha memahaminya. Banyak hal yang harus
dilakukan untuk bisa memahami Ajaran suci dengan penuh tekat yang bulat. Dengan
belajar dan praktek
Ajaran suci maka kita akan menembus kebenaran. Sebuah kepastian yang telah
disampaikan oleh tuhan hendaknya dapat
dijadikan sebagai bahan untuk memotivasi dalam berjuang. Obat sudah ada tinggal
kita yang harus meminumnya. Jalan sudah ditunjukkan tinggal bagaimana kita
melaluinya. Rakitsudah ada dihadapan kita tinggal bagaimana kita
menggunakannya. Sebuah kepastian yang seharusnya jangan disia-siakan. Jika kita
terus membuang waktu maka hidup kita akan berakhir sia-sia tanpa sebuah
kepastian.
Mengendalikan suasana hati
Mengendalikan suasana hati Kehidupan ini akan
terasa membahagiakan jika kita dapat menghadapinya dengan bijak. Persoalannya
adalah ketidakmampuan mental kita menghadapi
kehidupan ini. Suasana batin kita masih rapuh sehingga kita mudah mengalami
kemerosotan batin. Seseorang menjadi tidak terkendali ketika perubahan yang
muncul adalah perubahan yang tidak diinginkan. Akhirnya orang tersebut menjadi
marah, jengkel, kecewa, dan kegundahan batin lainnya.
Suasana hati yang kita miliki
masih tergantung dengan kondisi yang ada. Jika suasana hati di luar kita baik,
kita masih dapat mempertahankan kebaikan kita, tetapi jika suasana di luar kita
tidak menyenangkan, suasana batin kita menjadi tidak terkendali. Batin yang
rapuh inilah yang membuat kita jauh dari ketenangan dan kedamaian.
Oleh karena itu, seseorang
harus berusaha keras untuk mendewasakan batinnya. Memang, perjuangan untuk
mendewasakan batin tidak mudah, tetapi kemauan dan kerja keras kita perlahan
namun pasti akan menghasilkan sesuatu
yang sangat bermanfaat bagi kehidupan seseorang. Kedewasaan batin sangat penting dalam
kehidupan ini karena risiko kehidupan pasti akan dihadapi oleh semua orang.
Sebenarnya kalau kita cermat memperhatikan diri kita, ego kitalah yang membuat
suasana hati selalu berubah. Ego membuat manusia ingin bertahan dalam
posisinya.
Manusia tidak menyadari bahwa
perubahan yang setiap saat keterjadi menunjukkan bahwa hukum kesementaraan ada
dalam kehidupan ini. Ego yang dianggap orang sebagai sesuatu yang kekal
ternyata hanya khayalan semata. Oleh karenanya tidak ada manfaatnya
mempertahankan ego kita. Untuk itu kita harus mempersiapkan kondisi mental yang
dewasa agar suasana hati kita selalu terkendali. Mahatma Gandi telah memberikan
teladan kepada kita semua tentang bagaimana menghadapi kehidupan yang selalu
berubah ini tanpa terjerumus pada kemerosotan batin. Beliau selalu tenang
menghadapi kesulitan yang menghadang. Teladan tersebut seharusnya menjadi inspirasi yang baik bagi kita semua untuk
mendewasakan batin kita. Adapun langkah yang harus dipersiapkan untuk menjaga
suasana hati kita adalah: Jangan sampai pikiran terpengaruh,
Timbang rasa dan kebaikan hati, Jangan
terburu-terburu dalam segala hal Selalu
cinta kasih kepada semua makhluk bahka musuh pun harus kita kasihani.
Langkah-langkah tersebut di atas harus direalisasikan dalam kehidupan
sehari-hari. Perubahan apapun yang kita hadapi hendaknya kita hadapi dengan
langkah langkah tersebut. Suasana hati menjadi tidak terkendali karena kita
masih belum mantap dalam hal batin. Oleh karena itu dengan praktik Ajaran Agama
dalam kesungguhan dan ketulusan, batin kita akan menjadi dewasa sehingga
suasana hati kita menjadi terkendali setiap saat. Kemauan dan kerja keras
merealisasikan keempat langkah tersebut di atas akan menghasilkan sesuatu yang
positif bagi hidup kita. Selamat bekerja untuk membangun kualitas batin yang
dewasa.
Pelayanan Sejati
Pelayanan Sejati
Suatu ketika
ada orang yang marah-marah dan mengumpat dengan kata-kata yang sangat kasar.
Mengapa orang tersebut marah besar? Ternyata gara-gara menunggu terlalu lama di
depan kasir. Orang tersebut ingin dilayani dengan cepat karena masih ada acara
arisan. Apa sikap kita jika berada dalam kondisi seperti itu? Pertanyaan ini
hanya untuk perenungan bagi kita dan kemudian melangkah ke arah yang lebih
baik. Umumnya orang ingin mendapatkan pelayanan yang terbaik dan ketika
pelayanannya tidak memuaskan maka yang muncul adalah rasa kecewa, sedih, marah,
bahkan benci. Mengapa mereka ingin dilayani? Mereka berpikir bahwa dilayani
dengan baik adalah kepuasan tersendiri. Ada juga yang beranggapan bahwa dengan
dilayani adalah surga dunia. Akhirnya kata, “dilayani” melekat
pada diri seseorang. Pernahkah kita berpikir untuk melayani banyak orang?
Pernahkah kita berpikir bahwa “melayani‘ adalah kebajikan. Sebuah kata yang
singkat dan sederhana tetapi banyak terlupakan karena sifat manja manusia. Sifat manja yang akhirnya membuat manusia
ingin selalu dilayani. Marilah kita merenungkan kata-kata yang singkat dan
sederhana ini. Termasuk manakah kita? Manusia yang suka dilayani atau yang suka
melayani.
Setelah kita merenung, berusahalah
untuk bertekadmenjadi orang yang mau melayani bagi semua orang, bahkan semua
makhluk. Pernah suatu ketika ada yang
bertanya, ’Apakah kita tidak menjadi rendah atau hina kalau kita
melayani?’ Pelayanan selalu diletakkan di tingkat yang rendah sehingga kita
enggan untuk melayani dan selalu ingin menjadi orang yang dilayani. Pelayanan
yang dimaksud di sini adalah mengandung misi kebajikan. Apa yang kita berikan
kepada mereka yang membutuhkan adalah bentuk dari pelayanan. Sebenarnya kalau
kita kembali kepada Dharma, pelayanan adalah bentuk dari cinta kasih dan welas
asih, atau dalam bahasa Budha dikenal dengan metta dan karunĂ¢. Ajaran yang
sangat luhur dan sangat baik untuk kita praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sering kita mengucapkan semoga semua
makhluk berbahagia. Apakah yang kita ucapkan itu benar-benar tumbuh dari
pikiran yang tulus dan jernih? Atau hanya sekadar mengucapkan karena sudah
menjadi kebiasaan? Apakah apa yang kita ucapkan itu sudah kita realisasikan
dalam kehidupan kita? Kembali pertanyaan
ini untuk kita renungkan bersama. Pelayanan bukan hanya sekadar memberi materi
kepada orang lain, tetapi juga dalam bentuk non materi. Ketika ada orang yang kelaparan, tentunya
kita bisa memberikan makanan kepada orang tersebut. Ketika ada orang bertamu ke
rumah kemudian kita sambut dengan baik dan ramah, itu juga bentuk dari
pelayanan. Ketika ada umat lain datang ke tempat suci kita dan kemudian kita sapa dan kita sambut dengan
penuh keramahan, ini juga bentuk dari pelayanan. Banyak yang bisa kita lakukan
untuk pelayanan, misalnya; menjenguk orang yang sakit, menjenguk sahabat kita
yang sedang ditimpa kemalangan, menghormat mereka yang patut dihormati, dan
masih banyak lagi bentuk-bentuk dari pelayanan.
Pelayanan yang sejati adalah pelayanan
yang diberikan dengan tulus dan tidak membedakan. Banyak orang yang melakukan
pelayanan tetapi tidak ada ketulusan dan sifatnya masih terbatas. Mereka mau
melayani jika ada keuntungan, melakukan pelayanan agar orang tersebut menjadi
pengikutnya, melakukan pelayanan terbatas ke orang-orang tertentu dan lain sebagainya.
Sepintas yang dilakukan oleh orang-orang seperti itu baik, tetapi sebenarnya
bukan pelayanan yang sejati. Pelayanan yang sejati adalah perwujudan dari
Pelayanan yang kita lakukan harus benar-benar tumbuh dari nurani yang jernih dan
tidak ada pamrih di balik pelayanan itu.
Melayani adalah kebajikan, kenapa tidak kita lakukan? Sering saya
memberikan gambaran, “Sekali pun hanya menolong semut, tetapi jika kita lakukan
dengan ketulusan dan kesungguhan, maka yang kita lakukan itu akan memperbaiki
mental kita.” Mulailah membangun perilaku dan mental dari pelayanan yang kecil,
karena dari tahapan yang dasar dan sederhana ini perilaku dan mental kita akan
berubah. Jangan jadi orang yang hanya menyimpan pengetahuan dan pandai logika,
tetapi jadilah orang yang ramah dan rendah hati , memiliki sifat pelayanan yang
sejati. SRI Krisna telah memberikan contoh-contoh dan marilah kita mengikuti
teladan Beliau. Janganlah merasa rendah dalam pengetahuan dan pengalaman,
tetapi kita harus merasa rendah jika pengetahuan dan pengalaman itu tidak
direalisasikan.Pelayanan sejati adalah melayani dengan tulus, sungguh-sungguh
dan tanpa pamrih, dan sebagai seorang Manusia seharusnya menjadi seorang yang
bisa melayani dan bukan orang yang ingin selalu dilayani.
Selamat berjuang!
Masihkah kita PunyaWaktu
Pernahkah kita berpikir atau
merenungkan tentang apa yang sudah kita lakukan dalam jangka waktu satu hari?
Berapa banyak kebaikan yang sudah kita lakukan dalam satu hari dan berapa
banyak pula kejahatan yang sudah kita kurangi? Banyak orang tenggelam dalam
berbagai aktifitas dan melupakan hal yang sebenarnya sangat pokok. Mereka lupa bahwa
perenungan semacam itu sangat baik untuk mengetahui sejauh mana usaha perbaikan
dirinya. Sebagai manusia beragama, apalagi agama hindu tentunya kita sudah
sering diingatkan akan pentingnya perbaikan diri. Dengan adanya perbaikan diri
maka cita-cita untuk menjadi orang baik akan menjadi sebuah kenyataan.
Kebanyakan orang tidak bisa mengatur waktu dengan baik. Akibat dari tidak
bisanya mengatur waktu menyebabkan aktifitas mereka menjadi berantakan.
Terkadang ada hal-hal yang seharusnya dikerjakan tetapi tidak bisa dikerjakan
karena tidak pandai mengatur waktu. Kalau sudah seperti itu kehidupanmereka
menjadi semberawut dan kacau.Waktu terus Berla lu dan kita tidak bisa
mengembalikan waktu yang sudah berlalu. Setiap hari adalah awal kehidupan,
setiap waktu adalah saat terbaik untuk mawas diri (Dharma Master Cheng Yen).
Waktu sangatlah berharga, untuk itu kita harus pandai-pandai mengatur waktu,
jika tidak kehidupan kita akan menjadi sia-sia.
Pernah suatu ketika ada orang berbicara
kepada saya. Orang tersebut berkata, “ketika saya masih bujangan saya aktif
dalam kegiatan keagamaan. Namun setelah saya berumah tangga saya sangat jarang
melakukan aktifitas keagamaan. Saya tidak punya waktu” Sebagian besar orang merasa tidak punya waktu, sebagian lagi beralasan
terlalu banyak kesibukan. Apakah kehidupan kita harus sesibuk itu dan tidak
bisa menyempatkan barang satu menit untuk hening sejenak? Persoalan yang
sebenarnya bukan soal waktu kemauan dan
tanggung jawab dari orang tersebut.
Jika kita terus saja beralasan
tidak punya waktu dan terlalu banyak kesibukan maka kita akan kehilangan banyak
kesempatan untuk memperbaiki diri. Berusahalah untuk menghargai waktu karena
waktu memang sangat berharga. Apa yang harus dilakukan dengan waktu? Waktu kita
sehari semalam 24 (dua puluh empat jam). Waktu yang cukup panjang. Selama 24
jam tentunya kitapunya aktifitas. Dari aktifitas kerja, olah raga, jalanjalan
hingga kita punya waktu untuk tidur. Dari sekian banyak waktu bisakah kita
menyisihkan untuk kepentingan batin kita? Kepentingan batin seringkali
terlantar dan tersisih oleh aktifitas lainnya. Padahal batin ini sangat penting
karena dengan batin yang terus diolah akan menyebabkan hidup kita menjadi lebih
baik. Oleh karena itu, selama 24 jam itu kita harus bisa membagi waktu dengan
baik. Dengan menghargai waktu kita punya kesempatan untuk menjadi orang yang
baik dan sukses. Dengan waktu yang diatur sedemikian rupa akan membuat kerja
kita mejadi maksimal dan tidak terbuang sia-sia. Kita memiliki kesempatan untuk
menjadi lebih baik dari hari sebelumnya. Kesempatan untuk menjadi orang sukses dan orang berkualitas ada ditangan
kita. Semuanya berpulang pada setiap individu. Individu yang bisa mengatur
waktu dan memaksimalkan aktifitasnya memiliki peluang yang sangat besar untuk
menjadi orang yang sukses dan berkualitas. Hargailah waktu jika anda ingin
menjadi lebih baik. Manfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya jika anda ingin
menjadi orang sukses dan berkualitas. Jika gagal menghargai waktu maka
kehidupan kita akan menjadi sia-sia. Mereka yang sukses secara duniawi
maupun sukses secara batin adalah
orang-orang yang bisa mengatur waktu dengan baik. Hari-hari mereka diisi dengan
hal-hal yang positif dan bermanfaat. Ingat! Siang dan malam yang terus berlalu,
kehidupan kita berkuran sebanyak itu.
Oleh karena itu lakukan hal yang produktif dalam kehidupan ini.
Kenyataan di Dalam Hidup
Kenyataan di Dalam Hidup
- Dikisahkan, di sebuah dusun tinggallah keluarga petani yang memiliki seorang anak masih bayi. Keluarga itu memelihara seekor anjing yang dipelihara sejak masih kecil. Anjing itu pandai, setia, dan rajin membantu si petani. Dia bisa menjaga rumah bila majikannya pergi, mengusir burung-burung di sawah dan menangkap tikus yang berkeliaran di sekitar rumah mereka. Si petani dan istrinya sangat menyayangi anjing tersebut. Suatu hari, si petani harus menjual hasil panennya ke kota. Karena beban berat yang harus di bawanya, dia meminta istrinya ikut serta untuk membantu, agar secepatnya menyelesaikan penjualan dan sesegera mungkin pulang ke rumah. Si bayi di tinggal tertidur lelap di ayunan dan dipercayakan di bawah penjagaan anjing mereka. Menjelang malam setiba di dekat rumah, si anjing berlari menyongsong kedatangan majikannya dengan menyalak keras berulang- ulang, melompat-lompat dan berputar-putar, tidak seperti biasanya. Suami istri itu pun heran dan merasa tidak tenang menyaksikan ulah si anjing yang tidak biasa. Dan Betapa kagetnya mereka, setelah berhasil menenangkan anjingnya…astaga, ternyata moncong si anjing berlumuran darah segar. “Lihat pak! Moncong anjing kita berlumuran darah! Pasti telah terjadi sesuatu pada anak kita!” teriak si ibu histeris, ketakutan, dan mulai terisak menangis. “Ha…benar! Kurang ajar kau anjing! Kau apakan anakku? Pasti telah kau makan!” si petani ikut berteriak panik. Dengan penuh kemarahan, si petani spontan meraih sebuah kayu dan secepat kilat memukuli si anjing itu dan mengenai bagian kepalanya. Anjing itu terdiam sejenak. Tak lama dia menggelepar kesakitan, memekik perlahan dan dari matanya tampak tetesan airmata, sebelum kemudian ia terdiam untuk selamanya. Bergegas kedua suami istri itu pun berlari masuk ke dalam rumah. Begitu tiba di kamar, tampak anak mereka masih tertidur lelap di ayunan dengan damai. Sedangkan di bawah ayunan tergeletak bangkai seekor ular besar dengan darah berceceran bekas gigitan. Mereka pun segera sadar bahwa darah yang menempel di moncong anjing tadi adalah darah ular yang hendak memangsa anak mereka. Perasaan sesal segera mendera. Kesalahan fatal telah mereka lakukan. Emosi kemarahan yang tidak terkendali telah membunuh anjing setia yg mereka sayangi. Tentu, penyesalan mereka tidak akan membuat anjing kesayangan itu hidup kembali. Sungguh mengenaskan. Gara-gara emosi dan kemarahan yang membabi buta dari ulah manusia, seekor anjing setia yang telah membantu dan membela majikannya, harus mati secara tragis. Saya rasa demikian pula di kehidupan ini. Begitu banyak permasalahan, pertikaian, perselisihan bahkan peperangan, muncul dari emosi yang tidak terkontrol. Karena itu, saya sangat setuju dengan kata-kata: ”Jangan mengambil keputusan apapun disaat emosi sedang melanda.” Sebab, bila itu yang dilakukan, bisa fatal akibatnya. Sungguh, kita butuh belajar dan melatih diri agar disaat emosi, kita mampu mengendalikan diri secara sabar dan bijak.
- Alkisah, di pinggir sebuah kota, tinggal seorang seniman pematung yang sangat terkenal di seantero negeri. Hasil karyanya yang halus, indah, dan penuh penghayatan banyak menghiasi rumah-rumah bangsawan dan orang-orang kaya di negeri itu. Bahkan, di dalam istana kerajaan hingga taman umum milik pemerintah pun, dihiasi dengan patung karya si seniman itu. Suatu hari, datang seorang pemuda yang merasa berbakat memohon untuk menjadi muridnya. Karena niat dan semangat si pemuda, dia diperbolehkan belajar padanya. Bahkan, ia juga diijinkan untuk tinggal di rumah paman si pematung. Seja hari itu, mulailah dia belajar dengan tekun, mengukur ketepatan bahan adonan semen, membuat rangka, cara menggerakkan jari-jari tangan, dan mengenali setiap tekstur sesuai bentuk dan jenis benda yang akan dibuat patung, dan berbagai kemampuan mematung lainnya. Setelah belajar sekian lama, si murid merasa tidak puas. Sebab, menurutnya, hasil patungnya belum bisa menyamai keindahan patung gurunya. Dia pun kemudian menganalisa dengan seksama, lantas memutuskan meminjam alat-alat yang biasa dipakai gurunya.
- Dia berpikir, rahasia kehebata sang guru pasti di alat-alat yang dipergunakan. “Guru, bolehkan saya meminjam alat-alat yang biasa Guru pakai untuk mematung? Saya ingin mencoba membuat patung dengan memakai alat-alat yang selalu dipakai guru agar hasilnya bisa menyamai patung buatan Guru.”“Silakan pakai, kamu tahu dimana alat-alat itu berada kan? Ambil saja dan pakailah,” jawab sang guru sambil tersenyum. Selang beberapa hari, dengan wajah lesu si murid mendatangi gurunya dan berkata, “Guru, saya sudah berusaha dan berlatih dengan tekun sesuai petunjuk Guru, memakai alat alat yang biasa dipakai Guru. Kenapa hasilnya tetap tidak sebagus patung yang Guru buat?” “Anakku, gurumu ini belajar dan berlatih membuat patung selama puluhan tahun. Mengamati obyek benda, mencermati setiap gerak dan tekstur, kemudian berusaha menuangkannya ke dalam karya seni dengan segenap hati dan seluruh pikiran. Tidak terhitung berapa kali kegagalan yang telah dibuat, tapi tidak pernah pula berhenti mematung hingga hari ini. Bukan alat-alat bantu yang engkau pinjam itu yang kamu butuhkan untuk menjadi seorang pematung handal, tetapi jiwa seni dan semangat untuk menekuninya yang harus engkau punyai. Dengan begitu, lambat laun engkau akan terlatih dan menjadi pematung yang baik.
- ” “Terima kasih Guru, saya berjanji akan terus berlatih, mohon Guru bersabar mengajari saya.” Untuk menciptakan sebuah maha karya, tidak cukup hanya mengandalkan talenta semata. Kita butuh proses belajar dan ketekunan berlatih bertahun-tahun. Bahkan, meski dibantu alat-alat secanggih apapun, hasil yang didapat sebenarnya sangat tergantung pada tangantangan terampil dan terlatih yang menggerakkannya. Demikian pula dalam kehidupan ini, jika ingin meraih prestasi yang gemilang, ada harga yang harus kita bayar! Apapun bidang yang kita geluti, apapun talenta yang kita miliki, kita membutuhkan waktu, fokus dan kesungguhan hati dalam mewujudkannya hingga tercapai kesuksesan yangmembanggakan.
- Pernahkah kita merenung tentang kehidupan ini? Kehidupan yang selalu berubah dan selalu tidak memuaskan kita. Apa yang manusia harapkan terkadang tidak menjadi kenyataan. Manusia dibelenggu oleh ketidakpuasan batini. Kehidupan manusia menjadi tidak bahagia. Batin manusia terkoyak oleh realita kehidupan yang tidak terbantahkan. Manusia tenggelam pada lamunan dan khayalan. Manusia berontak tatkala realita ada di hadapannya. Ada sebagian orang yang mencari sumber dari segala ketidakpuasan batin namun terkadang mereka salah melakukan tindakan hingga mereka terus terjerumus pada ketidakpuasan batin. Banyak orang berpikir dan bertanya dalam dirinya sendiri, “untuk apa saya hidup dan kemana saya harus melangkah?” Manusia berada dipersimpangan jalan dan selalu berhadapan dengan ketidak pastian.
- Ketenangan, kedamaian dan kebahagian yang diharapkan bisa dicapai. Sebuah kepastian yang memberikan secercah harapan bagi manusia, bak mentari pagi yang memberikan terang dan kehangatan dalam kehidupan ini. Untuk mencapai harapan itu tentunya tidak semudah membalikan telapak tangan. Semua orang harus bekerja keras dalam berjuang. Secara sepintas, apa yang disampaikan kepada lima orang pertapa sangat sulit dimengerti dan bahkan bisa disalah artikan. Seorang tokoh yang dengan terang-terangan menyatakan bahwa kehidupan ini adalah akibat. Banyak orang yang beranggapan bahwa ajaran agama adalah ajaran yang mengajak umatnya untuk pesimis. Anggapan bahwa ajaran agama itu adalah pesimis, loyo dan hanya mengajarkan kepasrahan tentunya tidak benar. Mereka hanya sepintas dan secara membuta. Pernyataan bahwa kehidupan ini adalah akibat tentunya bukan tanpa dasar. Pernyataan Beliau juga tidak berhenti pada pernyataan yang pertama tetapi disusul dengan pernyataan berikutnya. Bahwa kehidupan ini berasal dari sebab.
- Metode yang luar biasa dan sangat jitu untuk menghadapi permasalahan kehidupan yang semakin hari semakin komplek. Hanya saja banyak orang yang enggan dan merasa sulit memahami kehidupan ini. Banyak orang yang masih beranggapan bahwa hidup ini adalah untuk menikmati keduniawian. Manusia tenggelam dalam kenikmatan duniawi dan seolah-olah duniawi ini kekal. Pandangan seperti ini seharusnya dihapus karena akan semakin menjerumuskan manusia. Kehidupan yang serba cepat dan praktis sangat mempengaruhi pola pikir manusia. Manusia menginginkan yang serba cepat dan mudah. Dalam bidang spiritual pun mereka berharap sesuatu yang serba cepat dan praktis. Banyak orang yang akhirnya terjebak oleh promosi ajaran yang serba cepat dan praktis. Untuk merubah pola pikir dan mendapatkan kualitas batin tidak bisa instan. Semuanya harus dicapai dengan perjuangan. Dalam berjuang seseorang juga akan berhadapan dengan berbagai tantangan dan kesulitan. Hal inilah yang membuat manusia terkadang jenuh meniti kehidupan spiritual dan lebih memilih sesuatu yang dianggapnya bisa menyembuhkan penyakit mentalnya secara instan. Kenikmatan duniawi lebih dipilih dibandingkan kehidupan spiritual. Tidak heran jika penyakit mental kian membeldan putus asa menghadapi kehidupan ini. Hal ini terjadi karena manusia sering melupakan kebenaran dan mencari kebenaran menurut dirinya sendiri. Bukanya solusi yang didapatkan tetapi malah masalah lain yang didapatkannya. Manusia seringkali mempermasalahkan masalah dibandingkan menyikapi masalah. Manusia tidak lagi menggunakan kebenaran dalam mengatasi permasalahan kehidupan tetapi menggunakan pembenaran. Harapan untuk hidup tenang, damai dan bahagia tidak kunjung mereka dapatkan karena ulah mereka sendiri.
- Ajaran suci telah menberikan obat untuk menyembuhkan manusia dari belenggu akibat. Kita diajak untuk memahami dan penperaktikkan Cara berpikir dalam melihat kehidupan harus lebih obyektif, bahwa segala sesuatu yang muncul karena perpaduan faktor pembentuk sewajarnya mengalami kehancuran. Untuk bisa memahami realita kehidupan ini memang tidak mudah tetapi harus berusaha memahaminya. Banyak hal yang harus dilakukan untuk bisa memahami Ajaran suci dengan penuh tekat yang bulat. Dengan belajar dan praktek Ajaran suci maka kita akan menembus kebenaran. Sebuah kepastian yang telah disampaikan oleh tuhan hendaknya dapat dijadikan sebagai bahan untuk memotivasi dalam berjuang. Obat sudah ada tinggal kita yang harus meminumnya. Jalan sudah ditunjukkan tinggal bagaimana kita melaluinya. Rakit sudah ada dihadapan kita tinggal bagaimana kita menggunakannya. Sebuah kepastian yang seharusnya jangan disia-siakan. Jika kita terus membuang waktu maka hidup kita akan berakhir sia-sia tanpa sebuah kepastian
Langganan:
Postingan (Atom)