KEHIDUPAN manusia adalah
kehidupan yang ‘ jatuh bangun ‘.Sang pencipta tidak pernah menjanjikan langit
yang selalu biru, namun satu hal yang pasti, setelah hujan redah selalu tampak
pelangi.bukan perkara bagaimana kita gagal atau menghadapi masalah, namun yang
terpenting adalah bagaimana kita bangkit dari kegagalan tersebut dan mulai
melakukan pembaharuan agar hal serupa tidakterulang kembali. Pada kenyataannya,
ada begitu banyak manusia yang dengan
mudah melakukan vonis terhadap dirinya sendiri dan sekaligus memastikan bahwa tidak
bisa melakukan apa-apa,lantaran sudah pernah melakukan kesalahan yang
fatal.keberhasilan bukan diukur dari posisi yang telah di capai seseorang dalam
kehidupan, melainkan dari rintangan-rintangan yang diatasinya saat berusaha
untuk berhasil. Di sinilah letak nilai kehidupan yang bermakna
tersebutPengalaman bukan apa yang terjadi pada seseorang, melainkan apa yang
dilakukan seseorang terhadap apa yang terjadi kepadanya. Mungkin itu pengalaman
pahit yang menyisakan duka atau pengalaman manis yang memotivasi kita untuk
membuat hidup menjadi lebih hidup.apaun itu, bukan peristiwanya yang
penting,melainkan sejauh mana kita merespon peristiwa tersebut. demikian tragis
telah merebut optimisme seseorang.
Manusia diberi akal, hati
nurani, dan dorongan oleh Sang Pencipta untuk bangkit dari setiap kegagalan dan
peistiwa yang begitu menekan. Tidak ada masalah ynag terlalu besar untuk
dihadapi,tidak ada langkah yang terlau panjang untuk dijalani, dan tidak ada
ornag yang sulit untuk terkadangpengalaman-pengalaman yang tidak menyenangkan
cendrung membuat seseorang menjadi pesimis melihat kehidupan ini.Lebih hebatnya
lagi, peristiwa kecil yang terjadi dapat berkembang dalam pikiran seseorang
melalui imajinasinya sehingga seolah-olah peristiwa tersebut dihadapi ketika
kita mampu menyikapi setiap peristiwa yang terjadi dengan hati Yang jernih dan
kepala dingin. Seseorang filsuf pernah bertutur “Kita tidak bisa mengukur
berapa tingginya sebuah gunung hingga kita sudah berada di puncaknya dan
mengatakan bahwa sebernarnya tinggi gunung tidak seberapa. “Artinya,jangan
pernah menyerah sebelum pernah mencoba. Kekuatan terbesar untuk menyelesaikan
pekerjaan adalah pada saat kita berani untuk memulainya. Bukankah seribu
langkah kedepan dimulai dari langkah pertama. Ketika peristiwa menekan dan
hampur putus asa,percayalah bahwa hal tersebut tidak akan melebihi kekuatan
kita sebagai manusia yang notabene dicipta sebagai ciptaan yang paling sempurna
di antara seluruh ciptaannya. Mungkin langkah-langkah praktis yang pernah
di lakukan adalah dengan
mengidentifikasi secermat mungkin peristiwa ynag kita alami, mungkin memang itu
adalah sebuah dari perbuatan selama ini.Kalaupun datangnya dari orang
lain,dengan bijaksana kita mealakukan onstrospeksi diri,:Ada apa dengan diri
kita sehingga ornag lain berbuat demikian? “ ketika peritiwa tersebut adalah
peristiwa alam yang demikian dasyat, maka mata imanlah yang melihat. Bukankah
Sang Pencipta yang kita percayai adalah khalik langit dan bumi sebagai alam
yang dasyat tersebut? Langkah berikut adalah dengan selalu membuka jalan
silahturahmi dengan orang lain untuk membagi pengalaman.Dalam percakapan yang
berbagi tersebut, setidaknya akan mengurangi beban mental dan memungkinkan kita
untuk menemukan solusi untuk bangkit Langkah terakhir yang penting adalah
dengan banyak membaca buku-buku bermutu
tentang kehidupan, terutama Kitab Suci karena disinilah sumber kekuatan kita
untuk memaknai setiap peristiwa yang terjadi.
‘’Orang tidak dapat menemukan lautan biru kecuali ia memiliki
keberanian Jika seseorang sembunyi dari sebuah masalah,maka dia tidak akan
sukses’’
Tidak ada komentar:
Posting Komentar