Sabtu, 18 Mei 2013

Pentingnya Intelektual



  Suatu cerita yang memberikan  gambaran tentang  pentingnya pengetahuan dan kebijaksanaan. Suatu hari ada seorang pertapa yang sedang bertapa di bawah pohon yang rindang, tiba- tiba datanglah dua kawanan perampok yang sedang dikejar oleh sekolompok prajurit. Dan disaat itu dua kawanan perampok itu bersembunyi di belakang pertapa itu, dan sekolompok prajurit pun menghampiri pertapa itu dan bertanya” Guru pertapa pakah ada dua kawanan perampok yang lewat di sini? Sebelum menjawab pertanyaan prajurit itu pertapa yang bijak itu berpikir dengan penuh pengetahuan dan kebijaksanaan, tak lama kemudian pertapa itu memjawab dengan penuh bijak” Mulut yang berbicara tidak bisa melihat, Mata yang melihat tidak bisa berbicara”’ Karena jawaban  pertapa itu dianggap gila oleh prajurit tersebut akahirnya sekelompok prajurit pun meninggalkan pertapa yang dianggap gila tersebut. Dan akhirnya selamat sudahlah perampok itu, setelah kejadian tersebut  karena vibrasi pertapa itu sangat sejuk dan bijak maka kawanan mantan perampok itu bertobat dan menjalani ajaran suci. Mungkin anda bertanya tanya” Mengapa seorang pertapa melepaskan penjahat dan tidak mengatakan dengan kejujuran? Tatkala pikiran sudah tercerahkan maka sifat dan sikap welas asih akan muncul dengan bahasa sederhana jika  pertapa itu  mengatakan dengan jujur maka kawanan perampok itu pasti terbunuh, akhirnya dengan bijak pertapa itu menjawabnya dengan menbalik kata katanya demi keselamatan mahluk lain.
  Mengambil kutipan dari guru saya bahwa sebelum kita bertindak dan melangkah meraih sesuatu kita di harapkan memilki pengetahuan dasar dan kebijaksanaan. Menurut teori dasar yang pertama datang adalah kebijaksanaan dan diakhiri dengan samadhi. Karena kebijaksanaan dasar dari praktik dari samadhi . kebijaksanaan akan memahami konsenkensi dari apa yang kita lakukan guna mengendalikan  dan mempertahankan kerja (karma) dari pikiran. Maka didalam ajaran yang saya ikuti kebijaksanaan adalah jalan untuk memurnikan jasmani dan rohani kita, mana kala kita kita terbiasa dengan  tindakan yang berawal dari kebijaksanaan maka kita berlahan lahan menuju kesempurnaan atau samadhi. Ditingkatan samadhi adalah dimana hanya ada aksi pemenangan diri dengan diam alami dengan pikiran yang kosong. Didalam bahasa sederhana samadhi adalah dimana kerinduan seorang anak dengan ayahnya yang sudah berpisah selama puluhan tahun, dimana samadhi  dalah menyatunya atma dengan paramatman atau tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar