Suatu cerita yang
memberikan gambaran tentang pentingnya pengetahuan dan kebijaksanaan.
Suatu hari ada seorang pertapa yang sedang bertapa di bawah pohon yang rindang,
tiba- tiba datanglah dua kawanan perampok yang sedang dikejar oleh sekolompok
prajurit. Dan disaat itu dua kawanan perampok itu bersembunyi di belakang
pertapa itu, dan sekolompok prajurit pun menghampiri pertapa itu dan bertanya”
Guru pertapa pakah ada dua kawanan perampok yang lewat di sini? Sebelum
menjawab pertanyaan prajurit itu pertapa yang bijak itu berpikir dengan penuh
pengetahuan dan kebijaksanaan, tak lama kemudian pertapa itu memjawab dengan
penuh bijak” Mulut yang berbicara tidak bisa melihat, Mata yang melihat tidak
bisa berbicara”’ Karena jawaban pertapa
itu dianggap gila oleh prajurit tersebut akahirnya sekelompok prajurit pun
meninggalkan pertapa yang dianggap gila tersebut. Dan akhirnya selamat sudahlah
perampok itu, setelah kejadian tersebut karena
vibrasi pertapa itu sangat sejuk dan bijak maka kawanan mantan perampok itu
bertobat dan menjalani ajaran suci. Mungkin anda bertanya tanya” Mengapa
seorang pertapa melepaskan penjahat dan tidak mengatakan dengan kejujuran?
Tatkala pikiran sudah tercerahkan maka sifat dan sikap welas asih akan muncul
dengan bahasa sederhana jika pertapa itu
mengatakan dengan jujur maka kawanan
perampok itu pasti terbunuh, akhirnya dengan bijak pertapa itu menjawabnya
dengan menbalik kata katanya demi keselamatan mahluk lain.
Mengambil kutipan dari guru saya bahwa
sebelum kita bertindak dan melangkah meraih sesuatu kita di harapkan memilki
pengetahuan dasar dan kebijaksanaan. Menurut teori dasar yang pertama datang
adalah kebijaksanaan dan diakhiri dengan samadhi. Karena kebijaksanaan dasar
dari praktik dari samadhi . kebijaksanaan akan memahami konsenkensi dari apa
yang kita lakukan guna mengendalikan dan
mempertahankan kerja (karma) dari pikiran. Maka didalam ajaran yang saya ikuti
kebijaksanaan adalah jalan untuk memurnikan jasmani dan rohani kita, mana kala
kita kita terbiasa dengan tindakan yang
berawal dari kebijaksanaan maka kita berlahan lahan menuju kesempurnaan atau samadhi.
Ditingkatan samadhi adalah dimana hanya ada aksi pemenangan diri dengan diam
alami dengan pikiran yang kosong. Didalam bahasa sederhana samadhi adalah
dimana kerinduan seorang anak dengan ayahnya yang sudah berpisah selama puluhan
tahun, dimana samadhi dalah menyatunya
atma dengan paramatman atau tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar