Pernahkah kita merenung tentang
kehidupan ini? Kehidupan yang selalu berubah dan selalu tidak memuaskan kita.
Apa yang manusia harapkan terkadang tidak menjadi kenyataan. Manusia
dibelenggu oleh ketidakpuasan batini. Kehidupan manusia menjadi tidak
bahagia. Batin manusia terkoyak oleh realita kehidupan yang tidak terbantahkan.
Manusia tenggelam pada lamunan dan khayalan. Manusia berontak tatkala realita
ada di hadapannya. Ada sebagian orang yang mencari sumber dari segala
ketidakpuasan batin namun terkadang mereka salah melakukan tindakan hingga
mereka terus terjerumus pada ketidakpuasan batin. Banyak orang berpikir dan
bertanya dalam dirinya sendiri, “untuk apa saya hidup dan kemana saya harus
melangkah?” Manusia berada dipersimpangan jalan dan selalu berhadapan dengan ketidak
pastian.
Ketenangan, kedamaian dan
kebahagian yang diharapkan bisa dicapai. Sebuah kepastian yang memberikan
secercah harapan bagi manusia, bak mentari pagi yang memberikan terang dan
kehangatan dalam kehidupan ini. Untuk mencapai
harapan itu tentunya tidak semudah membalikan telapak tangan. Semua orang
harus bekerja keras dalam berjuang. Secara sepintas, apa yang disampaikan
kepada lima orang pertapa sangat sulit dimengerti dan bahkan bisa disalah
artikan. Seorang tokoh yang dengan
terang-terangan menyatakan bahwa kehidupan ini adalah akibat. Banyak orang yang
beranggapan bahwa ajaran agama adalah ajaran yang mengajak umatnya untuk
pesimis. Anggapan bahwa ajaran agama itu adalah pesimis, loyo dan hanya
mengajarkan kepasrahan tentunya tidak benar. Mereka hanya sepintas dan secara
membuta. Pernyataan bahwa kehidupan ini adalah akibat tentunya bukan tanpa dasar. Pernyataan Beliau
juga tidak berhenti pada pernyataan yang pertama tetapi disusul dengan
pernyataan berikutnya. Bahwa kehidupan ini berasal dari sebab.
Metode yang luar biasa dan
sangat jitu untuk menghadapi permasalahan kehidupan yang semakin hari semakin
komplek. Hanya saja banyak orang yang enggan dan merasa sulit memahami
kehidupan ini. Banyak orang yang masih beranggapan bahwa hidup ini adalah untuk
menikmati keduniawian. Manusia tenggelam dalam kenikmatan duniawi dan
seolah-olah duniawi ini kekal. Pandangan seperti ini seharusnya dihapus karena
akan semakin menjerumuskan manusia. Kehidupan yang serba cepat dan praktis
sangat mempengaruhi pola pikir manusia. Manusia menginginkan yang serba cepat
dan mudah. Dalam bidang spiritual pun mereka berharap sesuatu yang serba cepat
dan praktis. Banyak orang yang akhirnya terjebak oleh promosi ajaran yang serba
cepat dan praktis. Untuk merubah pola pikir dan mendapatkan kualitas batin
tidak bisa instan. Semuanya harus dicapai dengan perjuangan. Dalam berjuang
seseorang juga akan berhadapan dengan berbagai tantangan dan kesulitan. Hal
inilah yang membuat manusia terkadang jenuh meniti kehidupan spiritual dan
lebih memilih sesuatu yang dianggapnya bisa menyembuhkan penyakit mentalnya
secara instan. Kenikmatan duniawi lebih dipilih dibandingkan kehidupan
spiritual. Tidak heran jika penyakit mental kian membeldan putus asa menghadapi
kehidupan ini. Hal ini terjadi karena manusia sering melupakan kebenaran dan
mencari kebenaran menurut dirinya sendiri. Bukanya solusi yang didapatkan
tetapi malah masalah lain yang
didapatkannya. Manusia seringkali mempermasalahkan masalah dibandingkan
menyikapi masalah. Manusia tidak lagi menggunakan kebenaran dalam mengatasi
permasalahan kehidupan tetapi menggunakan
pembenaran.
Harapan untuk hidup tenang, damai dan bahagia tidak kunjung mereka dapatkan
karena ulah mereka sendiri.
Ajaran suci telah menberikan obat untuk menyembuhkan manusia dari belenggu
akibat. Kita diajak untuk memahami dan
penperaktikkan Cara berpikir dalam melihat kehidupan harus lebih
obyektif, bahwa segala sesuatu yang muncul karena perpaduan faktor pembentuk
sewajarnya mengalami kehancuran. Untuk bisa memahami realita kehidupan ini
memang tidak mudah tetapi harus berusaha memahaminya. Banyak hal yang harus
dilakukan untuk bisa memahami Ajaran suci dengan penuh tekat yang bulat. Dengan
belajar dan praktek
Ajaran suci maka kita akan menembus kebenaran. Sebuah kepastian yang telah
disampaikan oleh tuhan hendaknya dapat
dijadikan sebagai bahan untuk memotivasi dalam berjuang. Obat sudah ada tinggal
kita yang harus meminumnya. Jalan sudah ditunjukkan tinggal bagaimana kita
melaluinya. Rakitsudah ada dihadapan kita tinggal bagaimana kita
menggunakannya. Sebuah kepastian yang seharusnya jangan disia-siakan. Jika kita
terus membuang waktu maka hidup kita akan berakhir sia-sia tanpa sebuah
kepastian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar