Senin, 22 April 2013

Kenyataan


    Pernahkah kita merenung tentang kehidupan ini? Kehidupan yang selalu berubah dan selalu tidak memuaskan kita. Apa yang manusia harapkan terkadang tidak menjadi kenyataan. Manusia
dibelenggu oleh ketidakpuasan batini. Kehidupan manusia menjadi tidak bahagia. Batin manusia terkoyak oleh realita kehidupan yang tidak terbantahkan. Manusia tenggelam pada lamunan dan khayalan. Manusia berontak tatkala realita ada di hadapannya. Ada sebagian orang yang mencari sumber dari segala ketidakpuasan batin namun terkadang mereka salah melakukan tindakan hingga mereka terus terjerumus pada ketidakpuasan batin. Banyak orang berpikir dan bertanya dalam dirinya sendiri, “untuk apa saya hidup dan kemana saya harus melangkah?” Manusia berada dipersimpangan jalan dan selalu berhadapan dengan ketidak pastian.
     Ketenangan, kedamaian dan kebahagian yang diharapkan bisa dicapai. Sebuah kepastian yang memberikan secercah harapan bagi manusia, bak mentari pagi yang memberikan terang dan kehangatan dalam kehidupan ini. Untuk mencapai
harapan itu tentunya tidak semudah membalikan telapak tangan. Semua orang harus bekerja keras dalam berjuang. Secara sepintas, apa yang disampaikan kepada lima orang pertapa sangat sulit dimengerti dan bahkan bisa disalah artikan.  Seorang tokoh yang dengan terang-terangan menyatakan bahwa kehidupan ini adalah akibat. Banyak orang yang beranggapan bahwa ajaran agama adalah ajaran yang mengajak umatnya untuk pesimis. Anggapan bahwa ajaran agama itu adalah pesimis, loyo dan hanya mengajarkan kepasrahan tentunya tidak benar. Mereka hanya sepintas dan secara membuta. Pernyataan bahwa kehidupan ini adalah akibat  tentunya bukan tanpa dasar. Pernyataan Beliau juga tidak berhenti pada pernyataan yang pertama tetapi disusul dengan pernyataan berikutnya. Bahwa kehidupan ini berasal dari sebab.
     Metode yang luar biasa dan sangat jitu untuk menghadapi permasalahan kehidupan yang semakin hari semakin komplek. Hanya saja banyak orang yang enggan dan merasa sulit memahami kehidupan ini. Banyak orang yang masih beranggapan bahwa hidup ini adalah untuk menikmati keduniawian. Manusia tenggelam dalam kenikmatan duniawi dan seolah-olah duniawi ini kekal. Pandangan seperti ini seharusnya dihapus karena akan semakin menjerumuskan manusia. Kehidupan yang serba cepat dan praktis sangat mempengaruhi pola pikir manusia. Manusia menginginkan yang serba cepat dan mudah. Dalam bidang spiritual pun mereka berharap sesuatu yang serba cepat dan praktis. Banyak orang yang akhirnya terjebak oleh promosi ajaran yang serba cepat dan praktis. Untuk merubah pola pikir dan mendapatkan kualitas batin tidak bisa instan. Semuanya harus dicapai dengan perjuangan. Dalam berjuang seseorang juga akan berhadapan dengan berbagai tantangan dan kesulitan. Hal inilah yang membuat manusia terkadang jenuh meniti kehidupan spiritual dan lebih memilih sesuatu yang dianggapnya bisa menyembuhkan penyakit mentalnya secara instan. Kenikmatan duniawi lebih dipilih dibandingkan kehidupan spiritual. Tidak heran jika penyakit mental kian membeldan putus asa menghadapi kehidupan ini. Hal ini terjadi karena manusia sering melupakan kebenaran dan mencari kebenaran menurut dirinya sendiri. Bukanya solusi yang didapatkan tetapi malah masalah lain  yang didapatkannya. Manusia seringkali mempermasalahkan masalah dibandingkan menyikapi masalah. Manusia tidak lagi menggunakan kebenaran dalam mengatasi permasalahan kehidupan tetapi menggunakan
pembenaran. Harapan untuk hidup tenang, damai dan bahagia tidak kunjung mereka dapatkan karena ulah mereka sendiri.
    Ajaran suci telah menberikan  obat untuk menyembuhkan manusia dari belenggu akibat. Kita diajak untuk memahami dan  penperaktikkan Cara berpikir dalam melihat kehidupan harus lebih obyektif, bahwa segala sesuatu yang muncul karena perpaduan faktor pembentuk sewajarnya mengalami kehancuran. Untuk bisa memahami realita kehidupan ini memang tidak mudah tetapi harus berusaha memahaminya. Banyak hal yang harus dilakukan untuk bisa memahami Ajaran suci dengan penuh tekat yang bulat. Dengan belajar dan praktek
Ajaran suci maka kita akan menembus kebenaran. Sebuah kepastian yang telah disampaikan oleh tuhan  hendaknya dapat dijadikan sebagai bahan untuk memotivasi dalam berjuang. Obat sudah ada tinggal kita yang harus meminumnya. Jalan sudah ditunjukkan tinggal bagaimana kita melaluinya. Rakitsudah ada dihadapan kita tinggal bagaimana kita menggunakannya. Sebuah kepastian yang seharusnya jangan disia-siakan. Jika kita terus membuang waktu maka hidup kita akan berakhir sia-sia tanpa sebuah kepastian. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar